Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Usai Disuntik Vaksin Covid-19, Dokter Ini Mengaku Tak Ada Efek Menakutkan

Dokter ini mengaku tidak ada perbedaan mendasar antara disuntik vaksin Covid-19 dengan vaksin lain. Jadi tak perlu takut vaksinasi Covid-19.

18 Januari 2021 | 20.55 WIB

Petugas kesehatan menyuntikkan Vaksin COVID-19 ke seorang tenaga kesehatan di Rumah Sakit Umum Andhika, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Jumat, 15 Januari 2021. Tahap pertama vaksinasi Covid-19 akan menyasar sebanyak 1,2 juta tenaga kesehatan yang merupakan garda terdepan dalam penanganan dan vaksinasi tersebut juga akan mengurangi gugurnya dokter dan tenaga kesehatan yang angkanya sudah tinggi. vaksinasi bertujuan untuk membentuk kekebalan tubuh dari infeksi virus Corona atau SARS-CoV-2. TEMPO/M Taufan Rengganis
Perbesar
Petugas kesehatan menyuntikkan Vaksin COVID-19 ke seorang tenaga kesehatan di Rumah Sakit Umum Andhika, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Jumat, 15 Januari 2021. Tahap pertama vaksinasi Covid-19 akan menyasar sebanyak 1,2 juta tenaga kesehatan yang merupakan garda terdepan dalam penanganan dan vaksinasi tersebut juga akan mengurangi gugurnya dokter dan tenaga kesehatan yang angkanya sudah tinggi. vaksinasi bertujuan untuk membentuk kekebalan tubuh dari infeksi virus Corona atau SARS-CoV-2. TEMPO/M Taufan Rengganis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah petugas medis mengaku tak merasakan efek samping usai disuntik vaksin Covid-19. Kabiddokkes Polda Sumbar, Kombes Polisi Lisda Cancer, mengaku tidak ada perbedaan mendasar antara disuntik vaksin Covid-19 dengan vaksin lain.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Lisda hanya merasakan sedikit nyeri lokal di bekas suntikan vaksin buatan Sinovac itu. Dia mengimbau masyarakat untuk tidak takut vaksinasi Covid-19.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Jangan takut disuntik vaksin. Vaksin dari kecil sudah diwajibkan. Memang tujuannya untuk mencegah penyakit. Di sekolah juga vaksin, dari bayi kita memang sudah vaksin," tuturnya.

Dia menjelaskan petugas vaksinasi nyatanya mengantisipasi adanya efek berlebihan dari vaksin. Sebelum diberi vaksin, petugas akan bertanya tentang kondisi kesehatan, termasuk apakah pernah terinfeksi Covid-19 dan memiliki riwayat komorbiditas.

Apabila tidak, baru petugas akan menyuntikkan vaksin. Setelah disuntik pun petugas akan memantau kejadian ikutan pasca-imunisasi (KIPI) selama 30 menit.

"Setelah tidak ada kejadian apa-apa langsung dapat sertifikatnya," terang Lisda.

Kalaupun ada efek samping seperti nyeri di bekas suntikan, petugas menyarankan untuk mengompresnya dengan air panas. Begitu pula jika mengalami sakit kepala, bisa diatasi dengan analgesik.

"Kalau agak demam minum parasetamol. Banyak minum air putih. Kalau ada apa-apa hubungi dokter karena di setiap sertifikat ada nomor dokter yang harus dihubungi kalau ada gejala," jelas dokter forensik yang menjadi sosok di balik berhasilnya identifikasi korban kasus kecelakaan pesawat Lion Air JT 610 pada 2018 ini.

Spesialis gizi klinik dr. Raissa Edwina Djuanda mengaku senang menjadi salah satu penerima vaksin Covid-19 di tahap pertama ini.

"Saya merasa senang sekali akhirnya dapat menerima vaksinasi dan bangga Indonesia menjadi salah satu negara yang pertama melakukannya," ujarnya.

Diakui Raissa dia sedikit tegang dan deg-degan sebelum divaksin. Namun, setelah menerima suntikan dia mengaku ternyata tidak sakit sama sekali dan tidak ada bedanya dengan vaksinasi lain.

"Untungnya tidak ada efek samping yang saya rasakan atau alami hingga saat ini," imbuhnya.

Oleh karena itu, Raissa berharap seluruh warga Indonesia jangan ragu untuk menerima vaksin Covid-19. "Tetap terapkan 3M meskipun sudah divaksin," tambahnya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus