Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa hari terakhir ini, foto keluarga besar Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Wiranto, viral di berbagai media sosial.
Baca juga: Cucu Wiranto Meninggal, Dimakamkan di Karanganyar, Solo
Foto keluarga besar di depan makam Cucu Wiranto, Achmad Daniyal Alfatih, yang dimakamkan di pemakaman keluarga di Delingan, Karanganyar, Jawa Tengah, pada Jumat 16 November 2018. Foto menjadi viral, terutama karena banyak yang menanggapi cara berbusana anak cucunya yang bercadar dan bersorban
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menanggapi hal itu, Wiranto menyampaikan beberapa penjelasan yang disampaikan tim medianya, dalam sebuah tulisan bertajuk ‘Penjelasan Wiranto Terkait dengan Viralnya Foto Keluarga', yang ditulis pada 19 November 2018.
Ada yang menarik di dalam tulisan tersebut, yaitu bagaimana Wiranto mengajarkan prinsip hidup pada keluarganya.
Sebagai sosok yang pada tahun 2018, ini genap setengah abad (50 tahun) mengabdikan diri kepada Ibu Pertiwi, tentu banyak pengalaman yang dialaminya. “Termasuk, prestasi, pujian juga fitnah dan cercaan sudah tak terbilang banyaknya, namun tidak menggoyahkan kecintaan saya kepada negeri ini dan keyakinan saya tentang idiologi negara Pancasila, Saptamarga yang telah merasuk dalam jiwaraga saya,” tulisnya lagi.
Dengan modal itu, menurut Wiranto, dia mengajari keluarganya untuk merasa memiliki, mencintai, membela negeri ini dimanapun posisi mereka, apapun pekerjaan mereka. “Karena disinilah kita dilahirkan, dibesarkan, dididik, mendapatkan kehidupan bahkan tempat peristirahatan yang terakhir,” ungkapnya.
Lebih lanjut, pesan Wiranto pada anak-anaknya, agar jangan campur adukkan agama dengan idiologi negara, jangan jual agama untuk kepentingan politik dan jangan jual agama untuk mencari keuntungan finansial. Dalami agama untuk bekal di akherat dan memberikan kebaikan bagi sesama, bangsa dan negara.
“Kamu boleh kenakan baju apa saja, selama kamu merasa nyaman tetapi yang penting janganlah penampilanmu hanya untuk pamer tentang ke-Islamanmu, karena kedalaman agamamu bukan diukur dari pakaianmu atau penampilanmu, tetapi akhlak dan perilakumulah yang lebih utama”.
Wiranto, memberikan kebebasan kepada keluarganya untuk menjadi apa saja dan melakukan apa saja sepanjang tidak keluar dari rambu-rambu kehidupan yang telah dipesankan kepada mereka itu. “Saya selalu menekankan kepada mereka untuk berusaha memberikan kebaikan kepada negeri ini dan bukan malah merepotkan negeri ini,” tulisnya.
Baca juga: Cucu Wiranto Meninggal, Tips Cegah Tenggelam pada Anak