Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)menyebut sekitar 50 juta orang di seluruh dunia menderita epilepsi. Epilepsi atau orang awam biasa menyebut ayan adalah penyakit otak kronis tidak menular yang bisa menyerang segala usia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Orang yang menderita epilepsi mengalami episode kejang yang tiba-tiba. Kejang adalah lonjakan tiba-tiba dari aktivitas listrik yang tidak biasa dan berlebihan di otak yang dapat memengaruhi penampilan atau tindakan seseorang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Penderita epilepsi dapat mengalami lebih dari satu jenis kejang, seperti kejang absen yang dapat menyebabkan berkedip cepat atau melihat ke langit dalam waktu singkat, kejang tonik yang menyebabkan kekakuan otot, kejang fokal kompleks di mana pasien tidak dapat merespons untuk beberapa menit. Kemudian, kejang fokal sederhana yang dapat menyebabkan kedutan atau perubahan sensasi, seperti rasa atau bau yang tidak biasa.
"Epilepsi dapat terjadi karena beberapa alasan,” ujar Dr. Atma Ram Bansal, dari bagian Epilepsy Program Institute of Neurosciences, Medanta Hospital, Gurugram, India.
Faktor utama yang menyebabkan epilepsi adalah:
-Infeksi kemungkinan besar merupakan penyebab utama epilepsi di seluruh dunia. Jika ada bukti infeksi otak yang menyebabkan kejang, ini diklasifikasikan sebagai penyebab ayan menular.
-Keturunan, kadang-kadang epilepsi diturunkan dalam keluarga atau karena perubahan genetik yang didapat. Bisa juga terjadi karena rendahnya kadar oksigen saat lahir.
-Kondisi yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel otak.
-Cacat lahir yang mempengaruhi otak merupakan penyebab umum epilepsi, terutama pada yang kejangnya tidak terkontrol oleh obat antikejang. Beberapa cacat bawaan yang dikaitkan dengan epilepsi termasuk displasia kortikal fokal, polimikrogiria, dan tuberous sclerosis. Ada banyak kelainan otak lain yang dikaitkan dengan epilepsi.
-Jaringan parut otak setelah cedera kepala, kerusakan otak setelah stroke dan tumor juga dapat menyebabkan epilepsi.
Tanda-tanda awal
Tergantung pada jenis kejang, gejala dapat bervariasi. Namun, kejang berulang adalah tanda utama. Tanda-tanda kejang adalah:
-Kehilangan kesadaran sementara.
-Gerakan otot yang tidak terkendali.
-Masalah komunikasi dan pemahaman.
-Gejala psikis seperti ketakutan dan kecemasan.
-Masalah pernapasan
-Tangan tersentak tiba-tiba dan benda-benda jatuh dari tangan.
-Tatapan kosong
Bagaimana membantu orang yang mengalami kejang? Jika ada yang menderita kejang, dengan beberapa langkah segera dapat membantu menghindari korban lebih parah.
-Minta orang menjauh agar penderita bisa bernapas lega.
-Balikkan pasien ke samping. Ini akan mencegah ia mati lemas karena muntahan atau air liur.
-Jangan memasukkan apapun seperti air, obat-obatan, atau makanan ke dalam mulut pasien karena dapat tersedak.
-Jangan mencoba mengontrol atau menghentikan gerakan menyentak orang tersebut. Saat ditahan, ia bisa terluka. Jadi, hindari menahannya sampai kejang berhenti.
-Handuk lembut atau bantal harus diletakkan di bawah kepala agar ia tidak terluka selama gerakan cepat yang tidak disengaja.