Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ganti miracle dua, ganti mi racle tiga, tak tembus juga, hentikan.” Kalimat itu masih terngiang dalam ingatan George Junus Aditjondro, 64 tahun, ketika ketua tim dokter Rumah Sakit Abdi Waluyo, Jakarta Pusat, Antono Sutandar, memerintahkan koleganya mencoba menembus pembuluh darah dia. Ketika itu, pada pekan pertama Mei, dosen Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, ini tengah menjalani pemasangan cincin (stent) agar aliran darah lewat pembuluh aorta ke jantung lancar.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo