Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Generasi Z biasanya menyebut aktivitas berwisata sebagai healing atau pemulihan. Generasi Z kelompok usia yang lahir rentang waktu 1997-2012. Setiap kurun waktu tertentu ada pengelompokan sebutan generasi. Misalnya, kelahiran 1946 hingga 1964 disebut baby boomers.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Adapun kelompok kelahiran 1965-1980 dikenal sebagai generasi X, dan kelompok kelahiran 1981-1996 disebut dengan generasi Y atau milenial, seperti dikutip dari publikasi Merriam-Webster. Setiap kelompok usia itu memiliki gaya berwisata masing-masing dan unik.
Wisata gaya generasi Z
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
1. Terpengaruh media sosial
Generasi Z tumbuh bersama Internet menemukan rekomendasi perjalanan di media sosial, khususnya Instagram dan TikTok. Kedua platform media itu menyajikan deretan foto dan video dari seluruh dunia yang memikat para generasi Z.
Penggunaan media sosial memungkinkan generasi Z membuat personal branding sebagai sosok pencinta traveling yang menjadi keuntungan tersendiri. Sebab, hal itu akan memberikan validasi generasi Z bisa berkunjung ke berbagai destinasi wisata.
2. Penyuka solo traveling
Mengutip Study on Generation Z Travellers, hampir sebanyak 60 persen generasi Z yang belum keluarga menyukai solo traveling. Sisanya lebih menyukai quality time di dekat rumah dengan kawannya. Solo travelling tipe berwisata hanya sendirian. Alasan generasi Z memilih melakukan perjalanan sendiri belajar untuk keluar dari zona nyaman, menemukan ketenangan diri, menambah wawasan, dan me time.
Baca: Perhatikan Etika Berikut kala Berwisata ke Tempat Baru
3. Mendapat pengalaman autentik
Generasi Z lebih memilih untuk menambah pengalaman autentik dan kental nilai budaya warisan yang terpengaruh oleh influencer dari media sosial. Sebanyak 86 persen generasi Z memilih untuk mengunjungi wisata dengan budaya yang masih kental sebagai inti dari perjalanan.
4. Tipe akomodasi
Bagi generasi Z akomodasi bukan prioritas, melainkan akan memilih untuk beradaptasi dengan alam daripada bermalam di hotel bintang. Sebab, suasana alam yang asri menjadi tantangan dan hal yang baru untuk generasi Z yang berbeda dari hiruk-pikuk kota. Sebagian lainnya pun akan mempertimbangkan ketersediaan Wi-Fi atau jaringan Internet yang stabil.
Mengutip New York Post, generasi Z tercatat sebagai generasi paling berani dalam berwisata yang sangat jauh. Bahkan, sampai ke pedalaman sekali pun daripada generasi lainnya..
5. Mengunjungi lokasi film
Keindahan lokasi yang ditampilkan dalam film sangat mudah mempengaruhi generasi Z. Ditambah pula dengan kehadiran Internet, sehingga seseorang bisa secara mudah mencari lokasi film secara spesifik dan mengelilingi lokasi.
6. Hidden gem
Generasi Z tidak memilih destinasi wisata yang ramai atau overtourism. Tapi, cenderung memilih wisata hidden gem. Wisata ini menyoroti lokasi terpencil dan jarang diketahui banyak orang. Sebab, di sana akan menemukan ketenangan yang tidak sesak dengan banyak orang.
Baca: 5 Destinasi Wisata Dunia Terbaik untuk Dikunjungi pada November
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.