Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Gunung Tangkuban Parahu di daerah Lembang - Subang sedang dalam kondisi normal. Namun begitu musim hujan, masyarakat termasuk pengunjung atau wisatawan diminta waspada akanpotensi bahaya. Pengunjung tidak boleh mendekat ke dasar kawah atau berlama-lama apalagi sampai menginap di area kawasan kawah aktif.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid meminta pengunjung untuk segera menjauh atau meninggalkan area sekitar kawah jika asap kawah semakin tebal. “Atau jika tercium bau gas yang menyengat untuk menghindari potensi bahaya paparan gas beracun maupun erupsi freatik,” katanya lewat keterangan tertulis, Jumat, 6 Desember 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Masyarakat juga diminta waspada terhadap potensi bahaya dari erupsi freatik, yaitu letusan yang terjadi tanpa ada peningkatan gejala vulkanik yang jelas atau signifikan. Erupsi freatik bisa disertai hujan abu dan lontaran material di sekitar kawah.
Gunung dengan 9 Kawah
Gunung Tangkuban Parahu merupakan gunung api aktif yang berada di wilayah Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Subang, Jawa Barat. Gunung yang dibalut oleh kisah legenda Sangkuriang ini memiliki 9 kawah dengan dua kawah utama berada di area puncak, yaitu Kawah Ratu, Kawah Baru, dan Kawah Upas.
Gunung ini merupakan bagian dari Taman Wisata Alam Gunung Tangkuban Parahu yang memiliki beberapa daya tarik wisata seperti pemandangan alam, area permainan outbound, Taman Cinta dan Taman Edukasi.
Erupsi Gunung Tangkuban Perahu
Erupsi Gunung Tangkuban Parahu menurut Badan Geologi, pada umumnya berupa letusan freatik dari Kawah Ratu yang sering disambangi wisatawan. Aktivitas erupsi freatik terakhir di Kawah Ratu terjadi pada 26 Juli 2019 pukul 15:48 WIB.
Setelah fase erupsi selama hampir 3 bulan, aktivitas vulkanik mengalami penurunan secara signifikan sehingga tingkat aktivitasnya kembali normal. Di akhir tahun seperti sekarang, curah hujan mulai meningkat di sekitar Gunung Tangkuban Parahu. Kontak antara air dengan magma atau material panas di dalam gunung api bisa menimbulkan letusan freatik tanpa diiringi keluarnya magma ke permukaan.