Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Perjalanan

Dipukul Covid-19, Kota Ini Tak Lagi Mengandalkan Dugem untuk Memikat Wisatawan

Ibiza menjadi pusat dugem di Eropa sejak 1980-an. Kota itu mengandalkan pesta dan minuman alkohol serta hotel murah untuk pikat wisatawan.

19 September 2020 | 17.00 WIB

Ushuaia Ibiza Beach Hotel di Ibiza, Spanyol, menyediakan paket menginap dan liburan bagi mereka yang baru bercerai. Paket ini hanya bisa dinikmati oleh janda atau duda bersama kolega mereka. Foto: @ushuaiaibiza
Perbesar
Ushuaia Ibiza Beach Hotel di Ibiza, Spanyol, menyediakan paket menginap dan liburan bagi mereka yang baru bercerai. Paket ini hanya bisa dinikmati oleh janda atau duda bersama kolega mereka. Foto: @ushuaiaibiza

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Tahun lalu, para clubber atau peserta pesta berdesakan di lantai dansa Glitterbox. Mereka menikmati suasana  malam pesta terbesar di Ibiza. Sinar laser dan tata lampu menyala-nyala dengan musik elektronik yang membahana. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Namun pada musim panas ini semuanya sepi. Di Kepulauan Balearic, Spanyol, bila tak ada wabah virus corona, pantai-pantai pulau itu dipenuhi kawula muda Eropa, "Tidak ada kegiatan pariwisata sama sekali, sekarang, di pulau kami," kata Juan Miguel Costa, direktur pariwisata Ibiza kepada CNN.

Menurutnya hanya segelintir turis yang datang untuk beberapa hari, "Kami mengalami musim panas yang sangat buruk. Dan masalahnya adalah kami akan mengalami musim dingin yang sangat, sangat buruk," ujarnya.

Pulau Ibiza merupakan salah satu dari Kepulauan Balearic yang paling terkenal. Kotanya menarik wisatawan dunia dari selebritas yang datang dengan superyacht hingga turis muda Inggris dan Jerman yang pelesiran.

Dinukil dari CNN, sejak 1980-an, Ibiza merupakan spot pesta sembunyi-sembunyi. Kini pesta bawah tanah itu, jadi gaya hidup wisatawan. Artinya, pesta bisa di mana saja dan menjadi atraksi turis setiap musim panas.  

Namun berkat musim panas yang ditandai dengan karantina Covid, klub malam yang ditutup, dan penerbangan yang dibatalkan - Kepulauan Balearic, bersama dengan hotspot pesta Eropa lainnya di seluruh Mediterania - menderita mabuk parah bahkan tanpa menikmati malam sebelumnya.

Pesta-pesta itu tentu membuat kebisingan. Overtourism membuat warga terganggu tanpa daya. Bahkan serangkaian undang-undang untuk mengekang alkohol sulit diterapkan. Padahal selain pesta, Ibiza bersama pulau-pulau di Kepulauan Balearic (Mallorca, Minorca, dan Formentera) memiliki warisan sejarah dan budaya yang layak didatangi.

Rosana Morillo, Direktur Jenderal Pariwisata untuk Kepulauan Balearic, mengatakan kepada CNN Travel, bahwa situasi saat ini digunakan sebagai peluang untuk mempertimbangkan cara lebih lanjut untuk mengubah reputasi destinasi wisata Ibiza.

"Kami berharap clubbing akan kembali, tetapi diimbangi dengan sorotan lain seperti warisan, budaya, pantai, dan olahraga," ujar Morillo.

Pulau Ibiza memiliki pantai-pantai, bar dan diskotik untuk memuaskan penikmat pesta dari seluruh Eropa. myibiza.tv

Dinukil dari The Sun, ketergantungan terhadap dunia gemerlap alias dugem, terbukti tak sehat bagi Ibiza. Kota itu, yang biasa dikunjungi 3 juta turis per tahun untuk berpesta, kini menjadi sepi. 

Saat paket-paket pesta digabungkan dengan hotel murah dan minuman beralkohol, terpukul karena pandemi, kini Ibiza menyusun ulang strategi pariwisata. Agar lebih menguntungkan pada tahun-tahun mendatang.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus