Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Apa rasanya terbang di ketinggian hampir 10 ribu kaki tanpa dengan jendela pesawat terbuka? Jangan dibayangkan. Itu terjadi pada penerbangan dari London ke Orlando yag terpaksa harus berbalik arah setelah penumpang menemukan bahwa beberapa kaca jendela kabin hilang setelah lepas landas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Penerbangan yang berangkat pada 4 Oktober dari Bandara London Stansted menuju ke Bandara Internasional Orlando itu sudah terbang selama 30 menit sebelum mendarat lagi dengan selamat, menurut buletin khusus yang dirilis pada 3 November oleh Air Accidents Investigation Branch (AAIB).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dilansir dari USA Today, kru penerbangan tidak melihat ada yang salah dengan pesawat A321 itu sebelum lepas landas. Namun, beberapa penumpang pesawat melaporkan bahwa suhu udara lebih dingin dan angin lebih kencang serta berisik dari biasanya saat mengudara.
Setelah pesawat naik ke ketinggian kurang lebih 10.000 kaki, tanda sabuk pengaman dimatikan. Seorang anggota kru pesawat yang berjalan menuju bagian belakang kabin menyadari bahwa suara itu semakin keras. Dia melihat salah satu segel jendela "berkibar" mengikuti angin dan kaca jendelanya tergelincir ke bawah, kata laporan itu.
Saat kejadian, pesawat tersebut membawa 11 awak dan 9 penumpang. Para kru memutuskan kembali, penumpang diminta memakai sabuk pengaman dan masker jika diperlukan. Saat mendarat, kru menemukan dua kaca jendela hilang dan satu lagi tidak pada tempatnya.
AAIB menyatakan bahwa kejadian ini berpotensi menimbulkan akibat yang lebih serius. Pesawat tersebut diperiksa secara menyeluruh oleh para penyelidik dan, dalam laporan awal mereka, ditemukan bahwa tidak hanya dua kaca jendela kabin yang hilang, namun beberapa lainnya juga tidak sejajar.
Penyelidik yakin jendela-jendela itu dirusak oleh lampu berkekuatan tinggi yang digunakan untuk pembuatan film sehari sebelumnya. Sehari sebelum penerbangan, pesawat itu mendarat di lokasi syuting film. Selama pembuatan film, lampu eksternal diarahkan ke jendela kabin untuk meniru matahari terbit. Lampu diarahkan ke pesawat selama lebih dari empat jam di setiap sisi.
“Dalam kasus ini...penerbangan berakhir dengan lancar, tingkat kerusakan yang berbeda dengan cara yang sama mungkin mengakibatkan konsekuensi yang lebih serius, terutama jika integritas jendela hilang pada tekanan diferensial yang lebih tinggi,” kata laporan tersebut.
Berbagai laporan menunjukkan pesawat itu milik Titan Airways, sebuah maskapai penerbangan charter Eropa. Titan Airways belum mengeluarkan komentar atas insiden tersebut.
USA TODAY | TIMES OF INDIA