Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Seleb

Ibunda Lee Jihan Desak Investigasi Tragedi Halloween Itaewon, Tulis Surat untuk Mendiang Putranya

Ibunda Lee Jihan meluapkan rasa marah, benci, dan dilema terhadap tragedi yang menimpa putranya serta ratusan korban lain.

13 November 2022 | 18.14 WIB

Lee Jihan. Dok. 935 Entertainment
Perbesar
Lee Jihan. Dok. 935 Entertainment

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Ibunda Lee Jihan, aktor yang meninggal dalam tragedi Halloween Itaewon, bergabung dalam kampanye investigasi. Ia menulis surat berisi ungkapan hati rasa kehilangan yang mendalam setelah kepergian sang putra pada Sabtu, 29 Oktober 2022.

Surat tersebut diunggah di akun Instagram pribadinya setelah pertama kali membagikannya pada upacara Partai Demokrat Korea yang menandai peluncuran kampanye pengumpulan tanda tangan untuk penyelidikan parlemen dan penasihat independen atas tragedi Halloween Itaewon. Ia mengaku menulis surat tersebut agar Lee Jihan bisa membacanya di suatu tempat dan supaya kejadian yang menewaskan ratusan orang itu tidak terulang kembali.

"Saya ibu Jihan. Saya menulis surat seperti ini kalau-kalau Jihan bisa membacanya di suatu tempat. Saya ingin membaginya dengan semua orang agar kejadian seperti ini tidak pernah terjadi lagi," tulisnya, dikutip dari Allkpop pada Minggu, 13 November 2022.

Di awal suratnya, sang ibu mengenang bagaimana masa kecil Lee Jihan yang sangat sempurna di matanya. Lee Jihan tumbuh menjadi pria yang sangat lembut dan baik. "Jihan, sejak kamu lahir, kamu memiliki hidung yang mancung dan tampan. Kamu lembut bahkan di perutku, jadi aku bahkan menyentuhnya untuk mengatakan, 'Apakah dia baik-baik saja?' Ketika saya membesarkanmu, kamu begitu lembut dan baik sehingga saya pikir saya bisa membesarkan 20 orang lagi seperti kamu," tulisnya.

Perjuangan Syuting Drama Terakhir

Sebelum meninggal, Lee Jihan tengah dalam proses syuting drama Korea Kkokdu’s Gye Jeol atau The Season of Kkokdu. Lee Jihan disebutkan sangat bekerja keras dan berusaha keras sebelum syuting. Lee Jihan tidak melewatkan satu hari pun untuk berolahraga. Namun, secara mendadak tragedi memilukan terjadi pada Lee Jihan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

"Aku selalu merasa sangat sedih karena kamu mengatur pola makannya karena aku sering mendengar kamu berkata berkali-kali, 'Bu, bisakah aku makan lebih banyak dari ini?' Akhirnya tiba waktunya untuk usaha terbayar, dan pertunjukan akan segera tayang. Tiba-tiba kejadian tak terduga terjadi. Aku masih tidak percaya karena apa yang terjadi begitu mencengangkan," tulis ibunda.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lee Jihan. Foto : Instagram

Setelah Pemakaman

Kepergian Lee Jihan membuat sang ibu sangat kehilangan. Ia bahkan tidur dengan dikelilingi barang-barang peninggalan Lee Jihan hingga tak sanggup menyambut hari esok. "Saat aku tertidur memegang ponselmu dengan fotomu di samping tempat tidurku, jantung ibumu berdebar kencang karena aku takut matahari terbit. Harta pertamaku yang akan mengatakan, 'Apakah kamu tahu betapa aku mencintaimu, Bu?' ketika aku datang ke kamarmu dan akan memegang tangan saya sesekali," tulisnya.

Hati ibu Lee Jihan semakin sesak setelah melihat begitu banyak kerabat yang menyayangi putranya. "Bagaimana kamu bisa pergi sebelum aku? Di pemakamanmu, ketika saya melihat ratusan kenalan dan teman yang mencintaimu, aku merasa semakin terbebani oleh pemikiran 'Jihan hidup dengan baik,' dan aku tidak ingin mencari makna hidup lagi," tulisnya.

Selama ini, Lee Jihan sangat tidak ingin membebani ibunya sehingga ia berusaha keras untuk bekerja dan menghasilkan uang. Jiwa sosial Lee Jihan yang tinggi juga baru diketahui sang ibu. "Saya tidak tahu kamu juga melakukan pekerjaan sukarela. Mereka selalu berkata 'Jangan biarkan tangan kirimu tahu apa yang dilakukan tangan kananmu.' Kamu melakukan perbuatan baik seperti itu," tulisnya.

Rasa Marah dan Benci

Tak dapat disembunyikan, ibunda Lee Jihan meluapkan rasa marah dan bencinya terhadap situasi yang terjadi. Perasaan dilema menyelimutinya. "Haruskah saya berterima kasih ketika mobil dan sepeda motor polisi mengawal limusin kamu yang penuh dengan peti mati? Atau jika mereka mengawalmu dengan baik di gang di Itaewon, kamu tidak perlu dikawal saat meninggal. Aku sangat marah dan benci," tulisnya.

Di akhir tulisannya, ibunda Lee Jihan menuliskan permohonan yang mengharukan. Ia berharap bisa menggantikan posisi Lee Jihan demi putranya bisa kembali. "Saya menyayangimu nak. Aku menghormatimu, Nak. Aku merindukanmu, Nak. Kerja bagus, Nak. Tidak bisakah kita bertemu lagi? Tuhan, bawa aku sebagai gantinya dan kembalikan Jihan kami. Saya mohon pada-Mu. Aku harap kamu baik-baik saja di sana, Nak, dengan nyaman dan tanpa rasa sakit. Ibu akan menyusulmu suatu hari nanti," tulisnya.

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus