Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Perjalanan

Ini Dua Jurus AccorHotels Meningkatkan Okupansi Tamu Hotel

AccorHotels membidik pasar MICE dan menyediakan layanan PCR, untuk meningkatkan okupansi hotel pada masa pandemi.

16 Agustus 2020 | 13.54 WIB

Ilustrasi meeting atau rapat. shutterstock.com
Perbesar
Ilustrasi meeting atau rapat. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Jaringan bisnis AccorHotels mendorong kegiatan pertemuan, insentif, konvensi, dan pameran (MICE) untuk menaikkan okupansi tamu. Perhelatan MICE diyakini dapat mengembalikan kepercayaan wisatawan terhadap hotel.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

"Kegiatan MICE yang bisa dilakukan oleh pemerintah, perusahaan (company) untuk membantu hotel kami agar perekonomian naik dan mengembalikan kepercayaan," kata Vice President of Sales, Marketing, and Distributions AccorHotels untuk Indonesia, Malaysia, Singapura, Adi Satria saat seminar daring kampanye Indonesia Care atau I Do Care, Jumat, 14 Agustus 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Adi menjelaskan, Accor juga menyediakan layanan kesehatan bila tamu memerlukan itu. Para karyawan hotel juga rutin menjalani pemeriksaan kesehatan. Accor juga menyediakan layanan polymerase chain reaction (PCR). "Tentu tidak free (gratis), tapi harga kompetitif," katanya.

Menurut dia, layanan PCR dianggap penting memberi kepercayaan terhadap tamu, "Rapid test (metode tes cepat) maupun swab menurut kami tidak akurat," ujarnya.

Accor menawarkan paket PCR, termasuk sebelum pemesanan kamar hotel, "Sebelum mereka mau tinggal di hotel jika khawatir selama vaksin belum ada. Selama belum terpenuhi masyarakat akan susah untuk mau mencoba," katanya.

Menurut Deputi Sumber Daya dan Kelembagaan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Frans Teguh, pedoman kesehatan bisa menjadi acuan untuk pemerintah provinsi maupun kabupaten, kota. Kemudian, juga untuk asosiasi usaha dan profesi terkait hotel.

"Ketentuan yang termuat dalam panduan telah ditetapkan Pemerintah Indonesia, WHO (Organisasi Kesehatan Dunia), dan WTTC (Dewan Perjalanan dan Pariwisata Dunia)," katanya.

Pedoman kesehatan dianggap sebagai penunjang reputasi usaha dan destinasi pariwisata. Frans menjelaskan, sebab itu perlu pendampingan, pengujian, dan evaluasi. "Dalam penerapan kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan. Itu demi meningkatkan keyakinan para pihak," ucapnya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus