Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - YouTuber Jerome Polin dan teman-temannya dari Jepang, Waseda Boys mendapat gangguan dari kelompok yang mengaku sebagai penggemar. Kelompok tersebut mendatangi tempat menginap Waseda Boys dengan tujuan tertentu yang dianggap sebagai pelanggaran privasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Malam ini, aku dikabari oleh resepsionis tempat timku menginap bahwa ada beberapa orang yang datang dengan tujuan untuk bertemu Waseda Boys," tulis manajer Waseda Boys, Jehian Panangian Sijabat di Twitter pada Selasa, 17 Mei 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jehian yang merupakan kakak kandung dari Jerome ini menceritakan bahwa kelompok tersebut sampai mendesak pihak hotel untuk memberitahukan kamar tempat Waseda Boys menginap. Kelompok itu ingin melakukan pemesanan kamar di dekat Waseda Boys.
"Memaksa staff resepsionis untuk membenarkan informasi bahwa WB menginap di tempat tersebut, hingga meminta informasi lantai kamar, nomor kamar, agar dapat melakukan 'book kamar dan menginap di lantai yang sama'," cuitnya.
Jerome Polin dan Waseda Boys bersama anak-anak di Wamena, Papua. Instagram/@jeromepolin.
Jehian mengatakan tindakan tersebut dapat dikategorikan sebagai sasaeng, julukan yang digunakan dalam budaya Korea Selatan untuk menyebut penggemar yang sangat obsesif sampai menganggu privasi idolanya. "Salah satu hal mengerikan yang dilakukan Sasaeng adalah menyerang ruang pribadi," cuitnya.
Sebagai manajer, Jehian bertanggung jawab untuk melindungi ranah pribadi Waseda Boys. Tidak ingin pengalaman baru Waseda Boys keliling Indonesia mendapatkan gangguan, Jehian memberikan peringatan tegas kepada orang-orang yang masih mencoba mencari informasi pribadi dari Waseda Boys atau talent lainnya di bawah naungan Mantappu Corp. "Kami akan menolak seluruh permintaan dan/atau ajakan anda karena apa yang anda lakukan adalah hal yang tidak baik," cuitnya.
Selama ini Jerome Polin dan Waseda Boys berupaya untuk selalu memberikan respon positif kepada penggemarnya, seperti permintaan foto bersama. Jehian juga mengerti ekspresi kegembiraan yang ditunjukkan penggemar ketika bertemu idola, tetapi jika sudah melanggar privasi hal tersebut tidak dapat dibenarkan. "Ada beberapa batasan dalam bentuk ekspresi tersebut. Khususnya untuk hal-hal yang melewati batas 'privacy' seseorang," cuit Jehian.
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.