Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Mataram - Demi membangun desa wisata dan memasarkan produksi kerajinan lokal di Kabupaten Lombok Tengah, Dewan Pimpinan Cabang Masyarakat Sadar Wisata (Masata) Lombok Tengah meneken kesepakatan kerja sama atau nota kesepahaman (MoU) dengan Yayasan Kebon Sepatu (YKS) dan Mandalika Hotel Association (MHA).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berlangsung di JM Hotel Kuta Lombok, MoU dilakukan Masata Lombok Tengah dengan Yayasan Kebon Sepatu untuk pengembangan desa wisata berbasis pertanian, bahari dan produk UMKM serta pembinaan SDM pariwisata desa. Sedangkan dengan Mandalika Hotel Association untuk pemasaran produk UMKM desa wisata pada hotel-hotel yang tergabung di MHA.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketua Masata Lombok Tengah Lalu Sandika Irwan mengatakan kerja sama ini menjadi salah satu ikhtiar untuk mengajak pemangku kepentingan lain bekerja sama membangun desa wisata, terutama infrastruktur utama seperti penguatan SDM, pengejawantahan Sapta Pesona, pengembangan dan inovasi produk UMKM serta pemasaran daya tarik wisata yang ada di desa. 'Semoga bisa membawa berkah dan dampak positif bagi desa wisata binaan MASATA yang ada di Lombok Tengah ini,'' kata dia, Kamis, 22 April 2021.
Kerjasama Masata dengan YKS dan MHA itu juga disebut Irwan sebagai interpretasi dari spirit kolaborasi dan kolaboraksi yang selalu digaungkan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, yaitu Geber (Gerakan Bersama).
Sebagai informasi, Yayasan Kebon Sepatu adakah badan amal yang dibentuk oleh Lambertus Draijer dan Akke de Jong asal Belanda. Badan itu berdiri pada 2006 di Belanda dan pada 2007 resmi berkantor di Jakarta. Yayasan ini memiliki visi menjembatani masyarakat dari ketergantungan dan keterbatasan untuk tumbuh mandiri dalam berbagai aspek kehidupan seperti pendidikan, sosial, budaya, akademik dan ekonomi.
Akke de Jong menyampaikan kerjasama YKS dan Masata nantinya akan fokus pada penguatan SDM, pengembangan produk UMKM dan mendorong pengembangan kawasan wisata berbasis ekoturisme. "Kerjasama ini dimaksudkan untuk membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan, keamanan dan kenyamanan di destinasi wisata, inovasi produk UMKM dan dukungan untuk penguatan SDM seperti kemampuan bahasa Inggris pelaku wisata yang ada di desa", ujarnya.
Sementara itu, Mandalika Hotel Association adalah asosiasi profesi kumpulan para general manager hotel yang ada di Lombok Tengah dan menaungi sekitar 50 hotel yang mayoritas berada di Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika.
Ketua MHA Samsul Bahri mengatakan perkumpulannya bertekad untuk mendukung pemasaran produk UMKM desa wisata sehingga bisa membawa dampak ekonomi yang lebih baik. Diantaranya dengan mengakomodir produk-produk UMKM yang ada di desa wisata untuk mempromosikannya secara offline seperti melalui penitipan katalog produk di hotel yang tergabung di MHA bahkan kebutuhan furnitur hotel. ''Kami akan pesan pada teman-teman pelaku UMKM desa wisata binaan Masata," ujar Samsul yang juga General Manager JM Hotel Kuta Mandalika.