Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Kota Semarang pekan-pekan ini sedang merayakan Hari Ulang Tahun mereka yang ke-476. Dalam perayaan tersebut, Pemerintah kota atau Pemkot mengadakan beberapa kegiatan seru mulai festival durian hingga Semarang Job Fair.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Intip keseruannya HUT Ibu Kota Semarang yang bakal berlangsung hingga 21 Mei ini.
Keseruan HUT Semarang Ke-476
Melansir dari laman resmi Pemerintah Kota Semarang, Pemkot Semarang akan mengadakan beragam event menarik dalam menyongsong Hari Jadi Semarang atau HJKS yang ke-476. Dalam hari jadinya di tahun ini, Pemkot Semarang mengangkat tema “Bersama Kita Kuat, Solid, Semarang Semakin Hebat”.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Sejumlah kegiatan yang telah dilaksanakan antara lain yaitu Festival durian, ziarah makam pendiri Kota Semarang, Gebyar Porwakos, Jambore Pokdarwis, Google Extremax Day, Semarang Job Fair, Kenduri seni: inflasi, stunting, Jamune, Urban farming, Gebyar Polder Tawang dan kampanye mandatory halal, Gelar TBRS, serta rangkaian Dugderan.
Melalui jajarannya, Wali kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, memfasilitasi pelayanan masyarakat dan berbagai pasar UMKM dalam kegiatan-kegiatan di atas.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, I Gusti Ayu Bintang Puspayoga (kanan) didampingi Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu (kiri) berinteraksi dengan seorang anak berkebutuhan khusus seusai meresmikan Ruang Terapi Disabilitas Anak Kota Semarang di Kantor Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang, Jawa Tengah, Selasa 21 Februari 2023. Ruang terapi tersebut sebagai inovasi Pemkot Semarang bekerjasama dengan sejumlah pemangku kepentingan dalam memberikan berbagai jenis pelayanan terapi secara gratis kepada masyarakat yang memiliki anak berkebutuhan khusus seperti celebral palsy (gangguan sistem saraf, otak, dan motorik). ANTARA FOTO/Aji Styawan
“Pasca pandemi Covid-19 kita bersyukur peringatan ulang tahun Kota Semarang semakin meriah dan dapat dirasakan gaungnya oleh seluruh warga Kota Semarang. Tahun ini pun demikian, bahkan akan terasa berbeda dari tahun-tahun sebelumnya” ujar Mbak Ita, sapaan akrab Wali Kota Semarang tersebut.
Kemudian pada Selasa, 2 Mei 2023, Pemkot Semarang menyelenggarakan beragam kegiatan yaitu Joget Bareng Semarang Rumah (K)Ita, Launching Batik Khas Semarangan, Launching KKPD, Launching ID Card, Panutan Pembayaran PBB, Launching Kenita Libas, penandatanganan MoU Kedung Sepur, dan Pemecahan Rekor MURI Makan Bersama 11.476 Nasi Glewo.
Selanjutnya pada 5–7 Mei 2023, akan diadakan Semarak 476 di Kota Lama Semarang untuk mensupport usaha lokal masyarakat Kota Semarang.
Pesta Rakyat di Puncak Acara HJKS
Namun setelah beberapa perayaan tersebut, puncak Hari Jadi rencananya akan berlangsung pada 21 Mei 2023. Pada resepsi HJKS ke-476 itu, ada pesta rakyat yang digelar oleh Pemkot Semarang untuk memberikan hiburan pagelaran seni secara gratis kepada masyarakat.
Resepsi HJKS Ke-476 yang digabungkan dengan Puncak Pekan Antikorupsi disebut menjadi momentum yang tepat untuk mengobarkan kembali semangat masyarakat mengenai budaya antikorupsi dan turut aktif berkontribusi mengawasi kegiatan pelaksanaan keuangan daerah serta berupaya memerangi korupsi bersama Pemkot Semarang.
Sejarah Kota Semarang yang terletak di...
“Dengan demikian, event peringatan HUT Kota Semarang akan lebih terasa dan juga mampu menghidupkan roda ekonomi warga masyarakat. Mari kita terus Bergerak bersama menjadikan Semarang Rumah (K)ita melalui peringatan hari jadi ke-476 kota Semarang yang lebih integratif dan kolaboratif” terang Wali Kota perempuan pertama Semarang itu.
Sejarah Singkat Semarang
Menurut laman dpad.jogjaprov.go.id, sejarah Kota Semarang yang terletak di Jawa Tengah bermula pada sekitar abad ke-8 M. Berawal dari daerah pesisir yang bernama Pragota (sekarang menjadi Bergota) dan merupakan bagian dari kerajaan Mataram Kuno, daerah tersebut pada masa itu merupakan pelabuhan dan di depannya terdapat gugusan pulau-pulau kecil.
Akibat pengendapan yang hingga sekarang masih terus berlangsung, gugusan tersebut sekarang menyatu membentuk daratan. Bagian kota Semarang Bawah yang dikenal sekarang ini dengan demikian dahulu merupakan laut. Pelabuhan tersebut diperkirakan berada di daerah Pasar Bulu sekarang dan memanjang masuk ke Pelabuhan Simongan, tempat armada Laksamana Cheng Ho bersandar pada 1405 M.
Di tempat pendaratannya, Laksamana Cheng Ho mendirikan kelenteng dan masjid yang sampai sekarang masih dikunjungi dan disebut Kelenteng Sam Po Kong (Gedung Batu).
Berlanjut menuju akhir abad ke-15 M, seorang pemuda yang dikenal sebagai Pangeran Made Pandan ditempatkan oleh Kerajaan Demak untuk menyebarkan agama Islam dari perbukitan Pragota. Seiring berjalannya waktu, daerah tersebut semakin subur hingga munculnya pohon asam yang arang (bahasa Jawa: Asem Arang), sehingga memberikan gelar atau nama daerah itu menjadi Semarang.
Sebagai pendiri desa, Pangeran Made Pandan kemudian menjadi kepala daerah setempat dengan gelar Kyai Ageng Pandan Arang I. Sepeninggalnya, pimpinan daerah dipegang oleh putranya yang bergelar Pandan Arang II yang kelak disebut sebagai Sunan Bayat.
Di bawah pimpinan Pandan Arang II, daerah Semarang semakin menunjukkan pertumbuhannya yang meningkat, sehingga menarik perhatian Sultan Hadiwijaya dari Pajang. Karena persyaratan peningkatan daerah dapat dipenuhi, maka diputuskan untuk menjadikan Semarang setingkat dengan Kabupaten.
Pada 2 Mei 1547 atau bertepatan dengan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW, tanggal 12 Rabiul Awal tahun 954 H disahkan oleh Sultan Hadiwijaya setelah berkonsultasi dengan Sunan Kalijaga. Berdasarkan peristiwa itu, alhasil 2 Mei kemudian ditetapkan sebagai hari jadi Kota Semarang.
SEMARANGKOTA.GO.ID | DPAD JOGJAPROV
Pilihan editor : HUT ke-476 Kota Semarang, Berikut Kilas Balik Pendiriannya Sebelum Kolonialisme Belanda
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.