Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Perjalanan

Menikmati Suasana Sejuk dan Bersih di Desa Penglipuran Bali

Desa Panglipuran ini masih suhu udara yang sangat sejuk, dan masih kental dengan nuansa asli Bali tempo dulu

25 Juni 2019 | 10.15 WIB

Suasana di Desa Penglipuran, Kabupaten Bangli, Bali. ANTARA/Hanni Sofia
Perbesar
Suasana di Desa Penglipuran, Kabupaten Bangli, Bali. ANTARA/Hanni Sofia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Berbagai daerah di Bali tentunya masih memiliki budaya yang sangat kental. Salah satu desanya adalah Desa Penglipuran, Kabupaten Bangli, Bali. Desa itu memiliki keunikan adat istiadat yang dinilai layak menjadi model percontohan destinasi wisata edukasi di Indonesia.

Baca: Ada Lomba Merawat Bunga Tingkat Dunia di Bali, Hadiah Rp 1 Miliar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

"Desa ini masih alami, sangat sejuk, dan masih kental dengan nuansa asli Bali tempo dulu hingga saat ini, banyak keunikan di dalamnya," kata ketua kelompok sadar wisata setempat Nengah Moneng saat kunjungan media ke Desa Penglipuran, Bali, Senin 24 Juni 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Moneng, Penglipuran merupakan desa yang memiliki hak otonom dalam hal adat istiadat, walaupun memiliki dua pimpinan yaitu kepala adat dan kepala dusun.

Ia mengatakan, dengan menerapkan adat bagi warganya serta tata ruang desa yang teratur, desa ini ditetapkan sebagai desa wisata oleh pemerintah daerah setempat pada 1995. "Bentuk bangunan dan tata ruang rumah dari para penduduk terlihat hampir sama dan menyatu dengan alam," katanya.

Selain itu, cat tembok di rumah ini menggunakan cat dari bahan dasar tanah liat dan pagar tembok berhiasan ukiran Bali menjadi tembok rumah di desa ini. Menurut Moneng, tindakan ini untuk senantiasa menjaga kebersihan dan kerapian di daerah itu. Kegiatan ini juga menjadi satu hal yang wajib dilakukan oleh setiap warga sehingga desa ini selalu terlihat sangat bersih dan rapi. Tentunya suasana itu bisa menjadi kesan pertama wisatawan ketika berkunjung.

Masyarakat desa umumnya sangat menjunjung tinggi budaya dan adat istiadat setempat sehingga di desa ini masih terdapat budaya yang diterapkan. "Budaya menghormati alam, seperti hutan bambu di desa ini tidak boleh ditebang tanpa seizin tokoh desa," katanya lagi.

Baca: Presiden Jokowi Pilih Satu Destinasi Wisata Baru di Bali

Kepala Bagian Publikasi Mancanegara Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Dadam Mahdar mengatakan pihaknya mendukung pengembangan Desa Penglipuran sebagai destinasi wisata favorit sehingga harapannya dapat berdampak bagi daerah lainnya. "Desa Penglipuran menjadi contoh bagaimana pariwisata dan budaya bisa dibangun seiring sehingga mampu menyejahterakan masyarakat," kata Dadam.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus