Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Perjalanan

Negeri Ini Hampir Lupa Jasa Para Pejuang Wanita

Sebelum tahun 2005, Inggris hampir lupa jasa para pejuang wanita dalam Perang Dunia II. Akhirnya dibangun monumen yang diinisiasi Baroness Boothroy.

10 November 2019 | 07.54 WIB

Monumen Memorial to Women of World War II di jantung Kota London untuk mengenang para pejuang wanita. Alan Stanton/ATLAS OBSCURA
material-symbols:fullscreenPerbesar
Monumen Memorial to Women of World War II di jantung Kota London untuk mengenang para pejuang wanita. Alan Stanton/ATLAS OBSCURA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Hari Pahlawan 10 November ditujukan untuk mengenang kegigihan arek-arek Suroboyo saat menghadapi tentara Inggris dan Belanda. Namun, kepahlawanan didominasi oleh para pria. Walhasil, jasa para pejuang wanita dalam Pertempuran 10 Nopember atau Pertempuran Surabaya tak banyak dibicarakan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Jangankan Indonesia, Inggris sang pemenang Perang Dunia II juga hampir melupakan para wanita tangguh dalam perang itu. Negeri yang memulai modernisme pada abad 19 itu, bahkan tak memiliki peringatan nasional untuk menghormati hampir 7 juta wanita – baik spil dan militer -- yang memberikan kontribusi penting selama Perang Dunia II.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Namun, titik terang bagi para wanita hebat Inggris itu terjadi pada 2005, ketika sebuah penghormatan yang pantas bagi para wanita itu diumumkan, dibangun di dekat Cenotaph – monumen peringatan perang utama bangsa.

Monumen elegan untuk para wanita hebat itu dinamai Memorial to Women of World War II. Lokasinya berada di pusat Whitehall (jalan utama yang membentang ke selatan dari Trafalgar Square menuju Parliament Square) di City Of Westminster di jantung Kota London.

Peresmiannya tak sekedar gunting pita. Namun wanita tangguh modern pun berdatangan menghormati para seniornya. Pada 9 Juli 2005, lima helikopter militer —Apache, Sea King, Lynx, Chinook, dan Merlin — terbang di atas pusat Kota London. Kemudian, dua jet Tornado F3 bergemuruh di atas kepala. Semua diterbangkan oleh para pilot wanita.

Pematung terkenal John Mills membuat Memorial to Women of World War II terinspirasi baju militer dan pekerja semasa Perang Dunia II. Foto: Steve Fareham/ATLAS OBSCURA

Pembukaan selubung kain yang menutupi patung itu, dilakukan oleh Ratu Elizabeth II. Namun, bukan Sang Ratu yang inisiator monumen dari perunggu itu. Pembangunan monumen itu diperjuangkan oleh Baroness Boothroyd, yang mengumpulkan dana sejumlah £1 juta untuk episode selebriti Who Wants To Be A Millionaire?.

Ia memenangi acara itu, dan memilih membangun monument sebagai amal pilihannya. Monumen yang kini jadi ikon Whitehall itu dirancang oleh pematung terkenal John Mills, yang memenangkan kompetisi terbuka yang dinilai oleh panel ahli.

Desainnya terinspirasi oleh foto tahun 1940-an dari ruang ganti sebuah ruang dansa, yang memicu imajinasinya: "Saya tertarik pada konsep wanita-wanita ini yang mengenakan seragam mereka dan kembali ke kehidupan normal mereka setelah perang berakhir."

Hasilnya adalah monumen perunggu, berukuran tinggi 22 kaki (6,7 meter), panjang 16 kaki (4,8 meter), dan lebar 6 kaki (1,8 megter). Di sekitar sisi memorial itu terdapat simbol seragam dan pakaian kerja yang dikenakan oleh pejuang wanita selama Perang Dunia II. Bentuknya, dirancang agar terlihat seolah-olah baju-baju itu digantung usai bekerja sehari, untuk segera dipakai keesokannya. Huruf yang digunakan pada peringatan itu, mereplikasi jenis huruf yang digunakan pada buku-buku ransum masa perang.

Total ada 17 seragam. Ini termasuk seragam layanan dari Royal Naval Service (Wrens) Wanita, Royal Air Force, perawat Palang Merah, Air Wardens, dan Army Land (the Land Girls). Ada juga polisi wanita secara keseluruhan, topeng las, dan pakaian kerja seorang pekerja pabrik amunisi.

Peran-peran yang disimbolkan oleh seragam para wanita itu kerap dilupakan selama Perang Dunia II. Pada 1943, sembilan dari 10 wanita lajang berusia antara 20 dan 30 mengikuti wajib militer. Mereka bekerja di pabrik, di daratan, atau di angkatan bersenjata. Ini termasuk 640.000 wanita yang dinas pada angkatan bersenjata, dengan 55.000 kombatan bersenjata dan melayani pertahanan udara yang strategis dalam melawan Angkatan Udara Jerman.

Monumen Memorial to Women of World War II tampak gagah di pusat Kota London, peresmiannya langsung dilakukan Ratu Elizabeth II dan manuver pesawat militer yang dipiloti para wanita. Foto: ALan Stanton/ATLAS OBSCURA

Seperti yang dikatakan Baroness Boothroyd sesaat setelah pembukaan, peringatan tersebut merupakan penghargaan yang pantas untuk para wanita itu. Mereka telah melaksanakan pekerjaan vital pada Perang Dunia II, namun dilupakan rakyat Inggris.

"Saya suka monumen ini, Itu menggambarkan pakaian kerja para wanita dan bagaimana mereka dengan tenang melepasnya di penghujung hari, menggantungnya dan membiarkan para pria membereskannya," ujar Boothroyd. 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus