Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Untuk menarik perhatian publik terhadap pentingnya keberadaan gajah dan hutan Indonesia, Uni Eropa menggarap film dokumenter pendek yang mempromosikan perlindungan gajah, Save Our Forest Giants, yang dibintangi Nicholas Saputra.
"Sangat penting bagi kami untuk meningkatkan kesadaran. Kami ingin melindungi lingkungan karena dapat menimbulkan banyak sekali risiko," kata Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam, Vincent Guerend, di Jakarta, Minggu, 19 Juni 2016.
"Dalam hal ini, gajah dapat meningkatkan risiko kematian bagi anak gajah," ujarnya.
Acara tersebut juga didukung Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI.
"Seperti diketahui, Indonesia banyak dianugerahi (sumber daya alam), tidak hanya tumbuh-tumbuhan tapi juga hewan. Karena itu, kami berusaha melindungi gajah," tutur Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Tachrir Fathoni.
Film dokumenter pendek tersebut menyoroti pentingnya perlindungan terhadap hutan dan gajah.
"Gajah bagaikan payung besar. Jika kita melindungi habitat gajah, kita bisa melindungi hewan lainnya," ujar Kepala Unit Tanggap Konservasi (CRU) Tangkahan Wahdi Azmi.
Dokumenter pendek Save Our Forest Giants diproduksi Nicholas Saputra dan Amanda Marahimin, didukung Uni Eropa.
"Sekitar 10 tahun lalu saya berpergian ke Tangkahan. Di situ saya tertarik dan saya mendengar banyak masalah dan tantangan yang harus dihadapi," kata Nicholas.
"Karena itu, saya merasa, meningkatkan kesadaran masyarakat adalah tanggung jawab saya," ujarnya.
Film Save Our Forest Giants juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan mendorong penelitian tentang virus herpes baru, EEHV.
Virus ini dapat menyebabkan penyakit hemoragik berat pada gajah dan diduga menyebabkan tingkat kematian tinggi pada gajah muda Asia (1-8 tahun).
Kematian ini dapat terjadi dalam waktu 1-2 hari dari tanda-tanda awal sehingga diagnosis dini serta dan pengobatan sangat penting bagi kelangsungan hidup gajah.
"Kenapa jumlah gajah terus berkurang? Pertama karena konflik gajah dengan manusia. Habitat mereka banyak berubah, seperti menjadi perkampungan, kemudian mereka keluar dari habitat dan terjadi konflik dengan manusia," ucap Tachrir.
"Kedua, penyakit dan virus. Kami meningkatkan perlindungan terhadap gajah. Di saat bersamaan, kami harus melindungi habitat mereka. Tidak hanya di taman nasional, tapi juga habitat di luar area konservasi," tuturnya.
ANTARA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini