Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Perjalanan

Pulau Jawa - Sumatera Ada Harimau, di Papua Ada Quoll, Imut-mut tapi Ganas

Jika harimau menjadi satwa karnivora endemik di Pulau Jawa dan Sumatera, di Papua ada quoll.

15 November 2020 | 09.05 WIB

Harimau Sumatera liar berada di dalam kerangkeng besi sebelum proses pelepasliaran di kawasan Ekosistem Leuser Kabupaten Gayo Lues, Aceh, Senin, 9 November 2020. Harimau Sumatera liar berjenis kelamin betina yang berusia dua sampai tiga tahun dilepasliarkan setelah sebelumnya terjerat kawat kumparan. ANTARA/Syifa Yulinnas
Perbesar
Harimau Sumatera liar berada di dalam kerangkeng besi sebelum proses pelepasliaran di kawasan Ekosistem Leuser Kabupaten Gayo Lues, Aceh, Senin, 9 November 2020. Harimau Sumatera liar berjenis kelamin betina yang berusia dua sampai tiga tahun dilepasliarkan setelah sebelumnya terjerat kawat kumparan. ANTARA/Syifa Yulinnas

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Setiap daerah memiliki satwa endemik yang berbeda-beda. Jika di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera salah satu karnivora endemiknya adalah harimau, di Papua ada pula satwa karnivora endemik bernama quoll.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Peneliti Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto mengatakan quoll merupakan satwa dari genus Dasyurus yang merupakan binatang endemik Papua, Papua Nugini, Tasmania, dan Australia. Wujudnya tidak besar seperti harimau.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Quoll bertubuh mungil," kata Hari Suroto kepada Tempo, Minggu 15 November 2020. Hari Suroto yang juga dosen arkeologi Universitas Cenderawasih menjelaskan, quoll merupakan mamalia marsupial karnivora atau hewan berkantung pemakan daging. "Papua tidak memiliki karnivora sebesar harimau, quoll merupakan satu-satunya mamalia karnivora terbesar di Papua."

Quoll dewasa memiliki panjang 25 - 75 sentimeter dengan ekor berambut sepanjang 20 - 35 sentimeter. "Bentuknya mirip tikus, bulu berwarna coklat dengan totol-totol putih dan berkuku tajam," kata Hari Suroto. Quoll jantan hanya bertahan hidup selama setahun.

Quoll, satwa karnivora endemik dari Papua. Foto: Wikipedia

Kendati masa hidupnya singkat, quoll jantan bersaing keras untuk mendapatkan pasangan melalui pertarungan dengan quol jantan lainnya. Dalam mencari pasangan, quoll jantan harus meningkatkan luas cakupan penjelajahannya hingga radius 10 kilometer dari tempat tinggalnya. Selama penjelajahan itu, quoll jantan akan kehilangan hampir seluruh berat badannya.

Quoll jantan menemukan betina yang akan dia kawini dengan melacak aroma urinenya sampai quoll betina tahu dia diikuti. Quoll jantan akan mati setelah kawin sehingga menyisakan populasi dengan quoll betina serta anak-anaknya.

Quoll merupakan sumber protein bagi suku-suku yang tinggal di dataran tinggi Papua. Quoll biasanya ditangkap dengan dijerat atau diburu dengan anjing. Masyarakat terganggu dengan quoll karena kerap memangsa ayam peliharaan.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus