Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Keramaian di Malioboro Yogyakarta tak sebanding dengan geliat bisnis Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia atau Asita. Ketua Asita DI Yogyakarta, Hery Satyawan mengatakan, banyaknya wisatawan yang datang ke Yogyakarta tak berbanding lurus dengan tingkat pemesanan jasa paket wisata.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Hery, permintaan paket perjalanan wisata dari luar daerah ke Yogyakarta tersebut masih lesu, meski sejumlah destinasi wisata telah melakukan uji coba operasional secara terbatas. "Memang terlihat banyak yang datang ke Malioboro Yogyakarta, tetapi sebagian besar datang sendiri-sendiri tanpa menggunakan jasa biro perjalanan wisata," kata Hery.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Banyaknya bus pariwisata yang masuk wilayah DI Yogyakarta dia akhir pekan, Hery melanjutkan, tidak otomatis menjadi pertanda usaha jasa perjalanan wisata di Yogyakarta sudah pulih. Musababnya, bisa saja rombongan wisatawan itu menyewa bus sendiri, tanpa melalui biro jasa perjalanan wisata.
Pengunjung memadati kawasan wisata Malioboro, Yogyakarta, Kamis 11 Maret 2021. Libur Isra Miraj 2021 kawasan Malioboro yang merupakan destinasi wisata andalan di Yogyakarta padat pengunjung. ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko
Hery Satyawan menceritakan, sebelum pandemi Covid-19, pemesanan paket perjalanan wisata di DI Yogyakarta mayoritas wisatawan mancanegara. Sedangkan pemesanan dari wisatawan domestik sebagian besar berasal dari perusahaan serta instansi pemerintah.
"Dulu banyak (memesan paket wisata) wisatawan mancanegara," kata Hery. "Sekarang dari perusahaan juga masih banyak yang kesulitan mengalokasikan dana untuk piknik karena juga dalam proses pamulihan."
Supaya usaha perjalanan wisata kembali bergerak, Hery berharap pemerintah DI Yogyakarta memberikan kejelasan peraturan sekaligus penerapan di lapangan. Contohnya, jangan sampai ketika penyelenggara jasa perjalanan wisatawan dilarang masuk saat membawa wisatawan ke suatu destinasi wisata. "Nanti kami bisa dikomplain sama tamu," ujarnya.
Baca juga:
Yogyakarta Mulai Antisipasi Lonjakan Covid-19 Saat Libur Natal dan Tahun Baru