Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Seleb

Sebelum Meninggal Dunia, Sipon, Istri Wiji Thukul Diduga Derita Asam Lambung

Kemarin pagi, Sipon makan soto di dekat rumahnya tapi baru beberapa sendok, ia mengeluh perutnya sakit, diduga karena asam lambung naik.

5 Januari 2023 | 17.07 WIB

Sipon. Istimewa
Perbesar
Sipon. Istimewa

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Surakarta - Tri Wiyono, sesepuh kampung tempat tinggal Dyah Sujirah atau Sipon, mengungkapkan yang dialami istri Wiji Thukul itu sebelum meninggal, Kamis, 5 Januari 2023. Tri menuturkan pada Rabu, 4 Januari 2023 pagi Sipon sempat makan soto di warung tak jauh dari tempat tinggalnya di Kalangan, RT 1/RW 14, Kelurahan Jagalan, Kecamatan Jebres, Solo. Ia hanya makan beberapa suap dan merasa perutnya tidak kuat karena diduga asam lambungnya naik.

Asam Lambung Naik sejak Kemarin

"Makannya cuma dikit, beberapa sendok gitu. Terus dianya bilang tidak kuat. Terus pulang tidur. Sore sampai malam dianya sambat," kata Tri saat ditemui awak media di rumah duka, Kamis, 5 Januari 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Sipon kemudian dibawa oleh anak laki-lakinya, Fajar Merah, ke RS Hermina Solo dengan dibantu warga pada Rabu malam, sekitar pukul 19.00 WIB. Menurut dia, Sipon sudah lama memiliki riwayat sakit gula. Bahkan akibat sakit gulanya itu kaki Sipon diamputasi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tri Wiyono menuturkan, penyakit asam lambung belum lama ini diderita Sipon. Dua hari sebelum meninggal Sipon sempat mengeluh perutnya sakit. "Asam lambungnya baru saja. Baru dua hari. Di rumah sakit hanya satu malam saja," ungkap Tri Wiyono.

Sebelum mengeluh sakit, kemarin, Sipon setiap hari masih beraktivitas seperti biasa. Sehari-hari, Sipon dikenal baik oleh warga sekitar. Bahkan Sipon selalu berinteraksi dengan warga. Setiap hari Sipon tinggal bersama anak perempuannya, Fitri Nganthi Wani. 

Jenazah Sipon Sudah Tiba di Rumah Duka

Pantauam Tempo, jenazah Sipon tiba di rumah duka pada Kamis, 5 Januari 2023 sore, sekitar pukul 16.20 WIB. Jenazah kemudian disemayamkan dan menurut rencana akan dimakamkan Jumat, 6 Januari 2023. Tenda-tenda telah dipasang untuk persiapan prosesi pemakaman itu sejak pukul 15. Beberapa warga juga tampak berdatangan untuk bertakziah. 

Sipon menikah dengan Wiji Thukul, korban penculikan 1998 pada 1988. Sejak menikah dengannya, Wiji Thukul lebih sering membantu istrinya mengembangkan usaha sablon. Sebelumnya, Wiji Thukul bekerja serabutan, mulai dari menjadi tukang becak, tukang pelitur di perusahaan furnitur, hingga loper koran. Ia putus sekolah saat duduk di Sekolah Menengah Karawitan Indonesia untuk bekerja membiayai adik-adiknya sekolah. 

Sejak menikah dengan Sipon, Wiji Thukul justru kerap membantu para buruh memperjuangkan haknya. Ia berada di garis depan setiap demonstrasi buruh. Wiji Thukul bergabung dengan Partai Rakyat Demokratik. Hidupnya sejak itu berpindah-pindah hingga ia dikabarkan menghilang pada Februari 1998. Sejak itulah, Sipon selalu mencari keberadaan suaminya. Ia menuntut pemerintah mengembalikan jasad suaminya, hingga meninggal tadi siang. Sebelumnya ia dikabarkan meninggal karena serangan jantung.  

 


SEPTHIA RYANTHIE 

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Istiqomatul Hayati

Istiqomatul Hayati

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus