Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Perjalanan

Singapura-Cina Buka Travel Bubble, Hanya untuk Kalangan Ini

Hubungan bisnis Singapura-Cina yang tinggi, sempat terganggu oleh wabah virus corona. Kini mereka membuat perjanjian khusus untuk perjalanan bisnis.

14 Juni 2020 | 20.29 WIB

Seorang pekerja migran berpose di tengah asrama yang dijadikan sebagai klaster Corona di Singapura, 15 Mei 2020. Setidaknya saat ini ada  24.671 kasus infeksi Covid-19 di Singapura, salah satu yang tertinggi di Asia, di mana sebagian besar penularan berada di asrama-asrama pekerja migran. REUTERS/Edgar Su
Perbesar
Seorang pekerja migran berpose di tengah asrama yang dijadikan sebagai klaster Corona di Singapura, 15 Mei 2020. Setidaknya saat ini ada 24.671 kasus infeksi Covid-19 di Singapura, salah satu yang tertinggi di Asia, di mana sebagian besar penularan berada di asrama-asrama pekerja migran. REUTERS/Edgar Su

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Singapura dan Cina telah menciptakan "jalur cepat" untuk memfasilitasi bisnis penting dan perjalanan resmi antara kedua negara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Seperti diwartakan Business Travellerperjanjian tersebut memungkinkan perjalanan antara Singapura dan enam provinsi dan kota di Tiongkok (Chongqing, Guangdong, Jiangsu, Shanghai, Tianjin dan Zhejiang).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Skema ini terbuka untuk penduduk di Singapura dan Cina yang perlu melakukan perjalanan bisnis atau resmi yang penting antara kedua negara. Pengaturan ini akan secara bertahap diperluas ke provinsi dan kota-kota Cina lainnya,” kata Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura dalam pernyataan pers bersama pada 2 Juni.

Siapapun penduduk di Singapura atau Cina dapat menikmati travel bubble. Namun untuk mendapatkan fasilitas jalur cepat ini, mereka harus disponsori oleh agen pemerintah atau perusahaan. 

Wisatawan dari kedua negara harus mengambil "tes reaksi rantai polimerase (PCR)" dalam waktu 48 jam, sebelum keberangkatan dan mendapatkan sertifikat yang menunjukkan mereka telah diuji negatif untuk Covid-19. Mereka harus membayar untuk tes PCR mereka sendiri.

Para pelancong yang datang dari Cina ke Singapura, dipastikan berada di  salah satu daerah jalur cepat, selama tujuh hari terakhir sebelum keberangkatan mereka.

Penumpang yang datang dari Cina juga diharuskan untuk memiliki "SafeTravel Pass", tiket pesawat pulang pergi dan visa yang berlaku (untuk pemegang paspor yang diwajibkan visa) untuk pemeriksaan pra-boarding. Bila syarat-syarat tersebut tak dipenuhi, pemohon dapat ditolak naik pesawat.

SafeTravel Pass memungkinkan penduduk di Cina masuk ke Singapura di bawah jalur cepat. Ini akan berlaku untuk satu entri tunggal ke Singapura kapan saja “dalam minggu yang ditentukan”.

Sebaliknya, mereka yang bepergian dari Singapura ke Cina harus menjalani tes PCR dan tes serologi setelah tiba di Cina. Biaya tes ditanggung oleh wisatawan. Mereka diwajibkan tetap berada di lokasi yang ditetapkan oleh pemerintah provinsi atau kota setempat, selama satu hingga dua hari hingga hasil tes tercapai.

Pengunjung berfoto saat mengunjungi pembukaan festival malam di Shanghai, Cina, 6 Juni 2020. Xinhua/Fang Zhe

Jika hasil tes wisatawan negatif untuk Covid-19, perusahaan tuan rumah atau agen pemerintah akan mengangkut wisatawan langsung ke tempat kerja atau tempat tinggal. Namun, jika wisatawan tersebut dinyatakan positif Covid-19, mereka harus menjalani perawatan medis di Cina dengan biaya perjalanan.

Sementara itu, mereka yang bepergian dari Cina ke Singapura juga harus menjalani tes PCR setelah tiba di Singapura. Wisatawan juga diwajibkan untuk menunjukkan SafeTravel Pass yang valid dan hasil tes PCR negatif. 

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus