Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Perjalanan

WISATA PANTAI: Islam di Sangihe Datang dari Filipina

Berbeda dengan di Jawa, Islam di Sangihe awalnya datang dari Filipina. Seperti apa ajarannya?

22 November 2015 | 13.41 WIB

Anak-anak bermain bola-bola di pulau Para, Sangihe, Sulawesi Utara. TEMPO/Nita Dian
Perbesar
Anak-anak bermain bola-bola di pulau Para, Sangihe, Sulawesi Utara. TEMPO/Nita Dian

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Orang-orang di Kepulauan Sangihe percaya bahwa nenek moyang mereka berasal dari Filipina. Kepulauan ini memang terletak di selatan Filipina. Hingga kini, sejumlah barang didatangkan dari Mindanao. Selain soal nenek moyang, Islam awalnya datang ke kepulauan ini dari negeri itu.

Berbeda dengan Jawa, di mana Islam datang dari arah barat--Arab dan India, di Sangihe, Islam awalnya datang dari Filipina. Adalah Masade yang 600 tahun lalu belajar Islam ke Filipina Selatan. Pada umur 66, ia kembali ke Sangihe dan mengajarkan Islam Tua yang inti ajarannya adalah pemurnian jiwa.

Masade bisa dianggap sebagai wali karena memiliki banyak kesaktian. Konon dia bisa menyeberangi lautan dengan hanya memakai lenso (sapu tangan). Lenso yang dia pakai menyeberangi samudra hingga kini disimpan di sebuah kotak yang untuk membukanya harus seizin Masihor.



Ajaran Islam Tua ini sedikit berbeda dengan Islam mainstream. Mereka bersyahadat layaknya muslim lain. Mereka salat, meski hanya pada hari Jumat. Mereka juga berpuasa, meski hanya tiga hari pertama Ramadan. Hanya, mereka tidak memiliki kitab tertulis. "Semua ajaran disampaikan lewat ucapan dan perbuatan pemimpin," ujar Agung Masihor, imam kepercayaan ini.

Meski berbeda dari Islam yang lain, Masihor dan jemaahnya tak mendapat perlakuan diskriminatif. Mereka bebas menjalankan keyakinan. "Inti semua agama itu, kan, kasih sayang. Jadi kenapa mesti dipertentangkan?" kata Masihor.

QARIS TAJUDIN

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Anton Septian

Anton Septian

Menjadi wartawan Tempo sejak 2007. Saat ini Redaktur Eksekutif Tempo. Sebelumnya Redaktur Eksekutif Tempo.co dan Redaktur Eksekutif majalah Tempo. Banyak meliput isu politik dan hukum serta terlibat dalam sejumlah proyek investigasi. Asia Journalism Fellowship 2023.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus