Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Selama ratusan tahun Jepang menganut politik tertutup, enggan berhubungan dengan bangsa-bangsa lain. Sehingga pelabuhan-pelabuhan Jepang tertutup untuk negara lain, teramasuk Pelabuhan Yokohama, dengan desa kecil bernama Yokohama-mura.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Kedatangan Komodor Matthew Perry di Jepang mengubah nasib desa kecil Yokohama. Komodor Matthew Perry tiba di selatan Yokohama bersama armada kapal perang Amerika Serikat dan meminta Jepang membuka beberapa pelabuhan untuk perdagangan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Sebagaimana dinukil dari Japan Guide, pada 1854, Komodor Matthew Perry menggunakan Persetujuan Kanagawa untuk memaksa Jepang membuka pelabuhan di Shimoda dan Hakodate kepada Amerika Serikat. Pada 1859, seluruh Jepang menerima kapal-kapal dagang asing, yang mengakhiri kebijakan tertutup Jepang yang telah berlangsung 200 tahun. Akibatnya, Yokohama menjadi kota internasional pertama di Jepang. Banyak rumah-rumah orang Eropa dibangun di kawasan tersebut, terutama di Yamate.
Ratusan tahun kemudian, bukan hanya bangsa asing yang datang ke Jepang, tapi juga virus corona. Yokohama menjadi lokasi karantina kapal pesiar Diamon Princess, yang 10 penumpangnya terinfeksi virus corona. Jepang pun kini menghadapi virus corona. Tapi, sangat disarankan, bila wabah virus corona lenyap, kunjungilah Yokohama. Bahkan 24 jam di kota itu, Anda bisa melakukan banyak hal, sebagaimana dinukil dari Wanderlust.
Bagaimana cara ke Yokohama?
Yokohama bisa dijangkau dengan kereta api. Ada beberapa rute kereta api dari Tokyo. Untuk yang tercepat (dan termurah), ambil jalur JR Tokaido dari Stasiun Tokyo ke stasiun Yokohama (25 menit, dari ¥ 480) atau Jalur Toyoko dari Stasiun Shibuya (25 menit, ¥ 280).
Museum Cup Noodle di Yokohama merupkan tempat mencicipi dan menggali sejarah ramen instan Jepang. Foto: @timeouttokyo_
Bandara terdekat ke Yokohama adalah Bandara Haneda. Anda dapat mencapai kota dari bandara dengan kereta Keikyu Airport Express tertentu. (25 menit, mulai ¥ 340).
Sementara dengan kapal, Yokohama memiliki pelabuhan khusus kapal pesiar – yang kunjungannya terus meningkat dari tahun ke tahun. Pelabuhan Yokohama merupakan pelabuhan yang buka 24 jam. Dan kota itu adalah satu-satunya kota di Jepang yang mengoperasikan 'Program Ramah Pelayaran'.
Inisiatif baru ini berarti bahwa pengunjung kapal pesiar ke kota diberikan peta khusus, di mana mereka bisa mendapatkan diskon dan penawaran khusus di toko-toko tertentu.
Pagi di Taman Sankeien
Pagi di Yokohama, bisa dimulai dengan menikmati udara segar di taman Yokohama, Sankeien Garden. Taman ini sangat besar menurut standar Jepang - sekitar ukuran 100 lapangan sepak bola - tetapi masih mempertahankan keanggunan klasik, yang membuat wisatawan merasa seolah-olah Anda berada di taman di Kyoto. Bahkan, bagian dari taman - termasuk pagoda tiga lantai - diangkut dari Kyoto pada awal 1900-an, setelah taman itu dibuka untuk umum (sebelum itu adalah bagian dari rumah pribadi pedagang sutra kaya, Hara Sankei).
Berjalanlah di bawah pohon ginkgo di jalan berliku, saksikan bangau yang berburu mangsa di kolam. Kemudian berhenti untuk minum secangkir matcha (¥ 500) di Sankei Memorial Hall saat Anda menikmati pemandangan taman.
Makan Siang
Untuk makan siang, kunjungi Chinatown terbesar di Jepang. Bangsa Cina tinggal dan membangun kota di Yokohama sejak 160 tahun terakhir. Pecinan Yokohama itu padat dengan rumah, kerumunan, dan tentu saja aroma masakan. Para pedagang berteriak menawarkan masakannya. Cobalah ke restoran Kanton, untuk memulai wisata kuliner.
Suasana di kawasan Yokohama China Town, setelah meluasnya virus corona di Yokohama, Jepanh, 20 Februari 2020. REUTERS/Daniel Leussink
Tempat makan siang lain yang fantastis adalah Gerbang Barat Yokahama, menawarkan sejumlah besar restoran. Penyuka daging akan menyenangi rasa menu-menu dari Restoran Kamakurayama. Kamakurayama berarti daging sapi panggang, restoran ini menyajikan potongan daging sapi berkualitas tinggi.
Juga di daerah Gerbang Barat terdapat Hoshi no Naruki, restoran dengan berbagai hidangan tradisional. Untuk makan siang dengan visual kota, pilihlah Hoshi no Naruki di Yokohama Sky Building, di mana Anda dapat mencicipi makanan Jepang sambil memandang Yokohamadi bawah Anda.
Sake
Setelah makan siang, habiskan sore Anda dengan menikmatin sake. Di Meishu Center Yokohama, salah satu bar 'berdiri' ikonik Jepang (ruang kecil di mana semua orang berkerumun untuk minum sambil berdiri). Anda dapat mencoba sake (juga disebut Jizake) dari produsen kecil dari seluruh Jepang hanya dengan ¥ 300 hingga ¥ 400 per gelas.
Jika Anda ingin menyelam lebih dalam ke dunia sake, bar ini juga menyelenggarakan lokakarya mencicipi sake (sekitar ¥ 12.000) tempat Anda dapat mencicipi sebanyak 100 sake dari lebih dari 50 produsen berbeda dari seluruh Jepang. Saat Anda minum, Anda akan belajar tentang sejarah dan budaya sake.
Museum Cupnoodles Yokohama
Jika masih mampu berjalan usai minum sake, pergilah ke Museum Cupnoodles Yokohama. Lokasinya
berada di dekat pelabuhan. Museum ini memberikan pengunjung mengenai sejarah mie atau ramen Jepang. Saat berada di sana, pengunjung dapat mencoba membuat ramen ayam instan - menguleni dan mengukus tepung sebelum menggorengnya - serta mendesain label mie pot Anda sendiri: suvenir yang tidak biasa untuk dibawa pulang. Museum - khususnya pabrik ramen ayam - sangat sibuk, jadi pastikan Anda memesan terlebih dahulu.
Sankeien Garden Yokohama merupakan taman kota seluas 100 kali lapangan sepak bola dengan penataan kuno. Foto: @sankeien_garden
Malam
Mengancik malam, Anda bisa ke Minato Mirai 21, daerah pelabuhan yang ramai di Yokohama. Di malam hari, lautan memantulkan cahaya kota. Untuk melihat cakrawala secara penuh, kunjungi kincir raksasa (¥ 800) – yang berputar 15 menit mengantar Anda memandang cakrawala malam kota.
Anda juga harus menuju ke Red Brick Warehouse yang ikonis di Yokohama - sebuah bangunan jadul, yang dulunya gudang pelabuhan. Saat ini, terdapat sejumlah toko, bar dan restoran, serta membuat pertunjukan terjadwal, termasuk konser di musim panas, OctoberFest (untuk bir) di musim gugur, dan arena seluncur es di musim dingin.
Menginap di Red Brick Warehouse, kunjungilah Motion Blue - tempat musik live yang menampilkan band secara reguler di atas panggung. Makan malamnya, nikmatilah wagyu beef carpaccio, kerang dalam saus mentega, dan kerang asin. Anda dapat menutupnya dengan koktail, sambil menikmati pertunjukan band.
Penginapan
Untuk menginap, Yokohama Hammerhead bisa jadi pilihan. Lokasinya berada di dalam pelabuhan kapal pesiar. Hotel ini menawarkan pemandangan pelabuhan dan taman. Juga kamar-kamar dengan pemandangan kotan Yokohama, metropolitan terbesar di Jepang.
Desainnya bertema bahari, yang membuat tamu merasa menyelami budaya pelaut. Di hotel itu, Anda dapat duduk di taman, makan di restoran yang ramai di hotel, atau minum sake di bar - sambil menyaksikan kapal-kapal pesiar meluncur dengan anggun ke pelabuhan.