Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Bencana nuklir terbesar Eropa terjadi di PLTN Chernobyl hari ini, 26 April pada 36 tahun yang lalu. PLTN Chernobyl terletak di dekat kota Pripyat, Ukraina utara. Aksiden Chernobyl di negara eks Uni Soviet itu juga disebut sebagai salah satu yang terburuk dalam sejarah karena korban dan kerugian yang diakibatkannya.
Duta Besar Ukraina untuk Indonesia, Vasyl Hamianin mengingatkan, negaranya kini juga berada dalam ancaman nuklir serupa Chernobyl karena invasi Rusia. Dia beranggapan, teror dari Presiden Rusia Vladimir Putin terhadap Ukraina dan Eropa tidak bisa diabaikan begitu saja.
"Putin telah mencoba menggunakan tenaga nuklir untuk melawan Ukraina, dengan menyerang pembangkit listrik tenaga nuklir zaporizhzhia dengan bom dan rudal. Memang tidak hancur, tetapi sangat berbahaya dan benar-benar tidak manusiawi," kata Hamianin saat jumpa pers virtual, Selasa, 26 April 2022.
Chernobyl diambil alih oleh pasukan Rusia pada awal invasi ke Ukraina. Badan Energi Atom Internasional (IAEA) sempat kehilangan kontak Chernobyl pada awal bulan Maret.
Pasukan Rusia dilaporkan telah meninggalkan lokasi nuklir Chernobyl pada Jumat pagi, 1 April 2022, setelah mengembalikan kendali ke Ukraina. Perusahaan listrik negara Ukraina, Energoatom, mengatakan penarikan di Chernobyl terjadi setelah tentara menerima 'dosis signifikan' radiasi dari penggalian parit di hutan, zona eksklusi di sekitar pabrik yang tertutup.
Reaktor nuklir Chernobyl pernah meledak pada 1986. Saat peristiwa itu terjadi, 130 pekerja dan petugas kebakaran terpapar radiasi tinggi 800 millisievert hingga 16 ribu millisievert. Dua orang meninggal setelah beberapa hari terkena paparan radiasi. Adapun 30 pekerja dan petugas pemadam kebakaran meninggal dalam tiga bulan.
Ledakan menyebabkan kebakaran dan setidaknya melepaskan lima persen dari inti reaktor radioaktif ke lingkungan sekitar. Bahan radioaktif itu kebanyakan mengendap di beberapa wilayah Eropa. Komite Khusus PBB membeberkan, efek radiasi ledakan menyebabkan 5.000 angka kanker tiroid. Adapun 15 orang di antaranya meninggal dunia. Sedangkan, 350.000 orang lainnya harus dievakuasi.
Setelah ledakan pada 1986, PLTN Chernobyl tidak digunakan lagi. Zona eksklusi bekas reaktor nuklir di daerah sempat dibuka untuk pariwisata pada 2011.
Menimbang sejarah yang terjadi di negaranya, Hamianin menambahkan, semua pihak sebaiknya tidak lupa, jika nuklir adalah hal yang sangat berbahaya. "Orang harus tahu apa yang terjadi di Ukraina sekarang dan permainan berbahaya apa yang dimainkan oleh presiden Federasi Rusia," kata Hamianin.
Rusia beberapa kali pernah menanggapi tuduhan penggunaan senjata nuklir dalam operasi militer di Ukraina. Pada akhir Maret, Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, Rusia akan menggunakan senjata nuklir hanya jika sangat terancam dan penggunaannya tidak disebabkan oleh perang Rusia dan Ukraina saat ini.
Baca: Tak Bisa Akses Darat, Rotasi Staf Kedua Chernobyl Dilakukan dengan Kapal
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini