Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Dmitry Kovtun, satu dari dua pria Rusia yang dituduh oleh Inggris meracuni kritikus Kremlin, Alexander Litvinenko di London pada 2006, telah meninggal karena Covid-19. Kantor berita Rusia TASS mewartakan pada Sabtu, 4 Juni 2022, bahwa Dmitry Kovtun meninggal dunia di sebuah rumah sakit di Moskow.
Litvinenko meninggal beberapa minggu setelah minum teh hijau yang dicampur dengan radioaktif polonium-210 di Millennium Hotel London. Saat itu ia bertemu Kovtun dan tersangka lainnya, Andrei Lugovoy.
Penyelidik Inggris menemukan jejak polonium di lokasi di London tempat kedua pria itu berada, termasuk di kantor, hotel, pesawat, dan stadion sepak bola Arsenal. Dua tersangka itu membantah melakukan peracunan, dan Rusia menolak mengekstradisi mereka untuk diadili.
Litvinenko, seorang warga negara Inggris, adalah mantan perwira Badan Intelijen dan Polisi Rahasia Uni Soviet atau KGB, yang telah menjadi lawan vokal Presiden Rusia Vladimir Putin. Dari ranjang kematiannya, dia menuduh Putin memerintahkan pembunuhannya, tetapi Kremlin selalu menyangkal peran apa pun.
Seorang hakim pada penyelidikan Inggris atas kasus tersebut menyimpulkan pada tahun 2016 bahwa pembunuhan itu adalah operasi agen mata-mata FSB Rusia atau badan serupa KGB, yang mungkin disetujui oleh direkturnya saat itu, Nikolai Patrushev, dan oleh Putin sendiri.
TASS mengutip Lugovoy, yang sekarang menjadi anggota parlemen Rusia terkemuka. Dia mengatakan sedang berduka atas kematian teman dekat dan setianya.
Baca: Sejumlah Ledakan Guncang Ibu Kota Ukraina, Satu Orang Terluka
REUTERS
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini