Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Nangarhar – Militer Amerika Serikat menyerang kelompok ISIS di perbatasan Afganistan dan Pakistan menggunakan bom berukuran superbesar yang dijuluki “Ibu dari Semua Bom” atau disingkat MOAB.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca:
Juru bicara Gedung Putih saat itu, Sean Spicer, mengatakan bom berjuluk “Mother of All Bombs” itu dijatuhkan di atas jaringan terowongan bawah tanah buatan ISIS di Provinsi Nangarhar, Afganistan.
“Kelompok ISIS membangun jaringan terowongan bawah tanah dan gua untuk memudahkan mereka bergerak dan menyerang pasukan AS dan Afganistan di area itu,” kata Spicer pada 14 April 2017 seperti dilansir New Yorker.
Baca:
Bom ini memiliki nama resmi GBU – 43 Massive Ordnance Air Blast. Menurut media ini hanya ada beberapa lokasi yang tepat untuk menjadi sasaran serangan bom berukuran besar ini karena dampak ledakannya yang sangat luas.
Baca:
Bom ini menimbulkan efek gelombang ledakan dahsyat dan bola api sangat besar. Jaringan terowongan bawah tanah dan gua yang dibangun ISIS terletak di daerah pedalaman dan terpisah dari kawasan pemukiman penduduk sehingga bisa diserang.
Dengan hancurnya jaringan terowongan bawah tanah dan gua buatan ISIS di kawasan pegunungan di Provinsi Nangarhar membuat pasukan AS dan Afganistan tidak lagi perlu bertempur di area yang mereka kurang diuntungkan.
Baca:
Sepekan sebelum serangan MOAB ini, seorang anggota pasukan AS Staff Sergeant Mark De Alencar, yang merupakan anggota pasukan baret hijau dan memiliki anak lima, tewas di salah satu area Nangarhar. Serangan bom MOAB ini sengaja dilakukan untuk menghancurkan pusat operasi ISIS di lokasi itu.
Menurut Reuters, ledakan bom buatan Amerika itu menimbulkan efek luas pada sisi gunung seperti pohon terbakar dan bangunan milik kelompok ISIS hancur. Bom MOAB ini memiliki bobot hingga 9.797 kilogram atau nyaris 10 ton. Efek ledakan bom ini setara dengan ledakan 11 ton TNT. Menurut Reuters, efek ledakan ini diharapkan bisa mencapai sekitar 1 mil atau 1.6 kilometer.