Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

AS Gagalkan Rencana Pembunuhan Separatis Sikh, Beri Peringatan kepada India

Kanada pernah menuduh India terlibat dalam pembunuhan seorang aktivis Sikh, namun tuduhan itu dibantah oleh India.

23 November 2023 | 07.00 WIB

Perdana Menteri India Narendra Modi dan Presiden AS Joe Biden. REUTERS
Perbesar
Perdana Menteri India Narendra Modi dan Presiden AS Joe Biden. REUTERS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Pihak berwenang AS menggagalkan rencana pembunuhan seorang separatis Sikh di Amerika Serikat dan mengeluarkan peringatan kepada India karena kekhawatiran pemerintah di New Delhi terlibat, Financial Times melaporkan pada Rabu, 22 November 2023, mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Belum ada tanggapan segera dari Kementerian Luar Negeri India atas permintaan komentar mengenai laporan tersebut. Juru bicara kedutaan AS mengatakan pihaknya tidak mengomentari diskusi dengan mitranya mengenai masalah diplomatik, penegakan hukum, atau intelijen.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Financial Times melaporkan bahwa sumber tersebut tidak mengatakan apakah protes ke India mengakibatkan rencana tersebut ditinggalkan oleh para pelaku atau digagalkan oleh FBI.

Surat kabar tersebut mengidentifikasi Gurpatwant Singh Pannun sebagai target dari rencana yang gagal tersebut, yang diajukan oleh badan anti-teror India pada Senin yang menyatakan bahwa ia memperingatkan penumpang maskapai penerbangan Air India melalui pesan video yang dibagikan di media sosial bulan ini bahwa nyawa mereka dalam bahaya.

Protes di New Delhi terjadi setelah Perdana Menteri India Narendra Modi diterima dalam kunjungan kenegaraan oleh Presiden Joe Biden pada bulan Juni, kata laporan itu.

Laporan ini muncul dua bulan setelah Kanada mengatakan ada tuduhan "kredibel" yang menghubungkan agen-agen India dengan pembunuhan seorang pemimpin separatis Sikh, Hardeep Singh Nijjar, di pinggiran kota Vancouver pada bulan Juni.

India menolak tuduhan Kanada itu. Tudingan pembunuhan tersebut telah merusak hubungan diplomatik kedua negara. 

Selain dari peringatan diplomatik ke India, para jaksa federal AS juga telah mengajukan dakwaan tertutup kepada salah satu tersangka di pengadilan distrik New York, menurut laporan FT.

Pannun, seperti Nijjar, adalah pendukung tuntutan yang telah berlangsung selama beberapa dekade untuk membentuk tanah air Sikh yang merdeka dari India yang disebut Khalistan, sebuah rencana yang dianggap oleh pemerintah India sebagai ancaman keamanan akibat pemberontakan dengan kekerasan pada tahun 1970an dan 1980an.

Dia adalah penasihat umum Sikhs for Justice (SFJ), yang oleh India disebut sebagai “perkumpulan yang melanggar hukum” pada tahun 2019, dengan alasan keterlibatannya dalam kegiatan ekstremis. Pannun terdaftar sebagai "teroris individu" oleh India pada tahun 2020.

Badan Investigasi Nasional India (NIA) telah mendaftarkan kasus terhadapnya dengan tuduhan terkait terorisme dan konspirasi, antara lain. Mereka menyebutkan bahwa dia juga mengancam dalam pesan videonya untuk tidak membiarkan Air India beroperasi di mana pun di dunia.

Boikot Air India

Pannun pada Selasa mengatakan kepada Reuters bahwa pesannya adalah untuk "memboikot Air India, bukan mengebom." Kasus NIA terjadi dengan latar belakang sejarah pengeboman pada 1985 terhadap pesawat Air India yang terbang dari Kanada ke India yang menewaskan 329 orang di dalamnya, yang mana militan Sikh disalahkan.

Laporan FT mengatakan Pannun menolak untuk mengatakan apakah pihak berwenang AS telah memperingatkannya tentang rencana tersebut, namun mengutip pernyataannya yang mengatakan bahwa ia akan "membiarkan pemerintah AS menanggapi isu ancaman terhadap hidup saya di tanah Amerika dari para agen India."

Kanada bekerja sangat erat dengan Amerika Serikat dalam bidang intelijen bahwa agen-agen India berpotensi terlibat dalam pembunuhan Nijjar, kata sumber senior pemerintah Kanada kepada Reuters pada September.

Laporan Financial Times menyebutkan bahwa Amerika Serikat berbagi detail plot yang digagalkan dengan kelompok sekutu yang lebih luas setelah tuduhan Kanada dipublikasikan. 

REUTERS

Ida Rosdalina

Ida Rosdalina

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus