Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO , Perth: Pemerintah Australia menuding ISIS telah menggunakan senjata kimia dalam beroperasi. Australia menyebut bahwa kelompok ekstrimis sadis tersebut juga punya kemampuan untuk menciptakan senjata berbahaya.
Dalam pidatonya pada Jumat, 5 Juni 2015 di Perth, Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop mengklaim bahwa militan ISIS telah menggunakan klorin sebagai senjata. ISIS, kata Bishop. merekrut teknisi yang sangat terlatih untuk mengembangkan senjata kimia..
“Kebangkitan kelompok militan seperti ISIS itu menjadi salah satu ancaman keamanan yang paling parah kita hadapi saat ini,” kata Bishop dalam forum internasional negara-negara yang bekerja untuk memerangi penyebaran senjata kimia itu, seperti dilansir ITV pada Sabtu, 6 Juni 2015.
Menurut Bishop, kebijakan penggunaan senjata konvensional telah memicu niat ISIS untuk memperoleh dan membuat senjata kimia. "Penggunaan klorin oleh Daesh (sebutan lain ISIS), dan perekrutan profesional yang sangat teknis terlatih, termasuk dari Barat, telah mengungkapkan upaya yang lebih serius dalam pengembangan senjata kimia," katanya.
Pernyataan Bishop ini mengikuti tuduhan otoritas Kurdi Irak yang mengklaim memiliki bukti bahwa ISIS menggunakan gas klorin terhadap pejuang Peshmerga mereka di Irak utara pada Januari lalu. Tapi, tuduhan Kurdi ini tidak bisa dikonfirmasi secara independen.
Klorin adalah bahan tersedak yang digunakan sebagai senjata kimia pada Perang Dunia Pertama. Hal ini dilarang di bawah 1997 Konvensi Senjata Kimia, yang melarang semua penggunaan bahan beracun di medan perang.
Organisasi untuk Pelarangan Senjata Kimia telah menyelidiki tuduhan puluhan serangan gas klorin baru-baru ini di desa-desa Suriah, tetapi ditolak akses ke situs pemerintah Presiden Bashar al-Assad.
ITV|YON DEMA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini