Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Bagaimana Warga Iran Bereaksi terhadap Serangan Israel?

Kehidupan kembali ke ritme normal dalam beberapa jam setelah serangan israel, tetapi warga Iran tetap merasa was-was tetap ada.

27 Oktober 2024 | 21.24 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ribuan warga Iran di Teheran tersentak bangun oleh suara ledakan pada Sabtu dini hari saat Israel menyerang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Saya mendengar sekitar 10 ledakan dalam waktu yang relatif cepat," kata Ali, seorang pria berusia 32 tahun yang tinggal di Teheran barat, di mana ledakan pertama terdengar setelah jam 2 pagi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Warga Iran menggunakan media sosial untuk melaporkan bahwa mereka mendengar suara ledakan di seluruh kota dan beberapa daerah sekitarnya.

Pada saat serangan Israel putaran kedua terjadi beberapa jam kemudian, video-video beredar di dunia maya yang menunjukkan pertahanan udara diaktifkan untuk menghadapi ancaman yang masuk.

Serangan-serangan Israel atas Iran sudah lama diantisipasi. Tetapi warga Iran tetap saja merasa was-was.

"Bukannya tidak terduga, tapi tetap saja membuat stres. Kami terjaga hingga pagi bersama keluarga untuk memeriksa berita, dan kami berbicara dengan rekan-rekan di saluran Telegram kami dan mencari rinciannya," kata Ali, yang meminta nama belakangnya dirahasiakan.

Gema Perang

Di Teheran dan di tempat-tempat lain di seluruh negeri, kehidupan sebagian besar berjalan seperti biasa pada Sabtu, hari pertama minggu kerja di Iran.

Lalu lintas berjalan normal di berbagai area di ibu kota dan kota-kota lain yang terkena dampak.

Namun, beberapa orang terjebak dalam efek langsung dari rasa bahaya dan ketidakpastian akibat serangan terhadap negara ini, yang belum pernah mengalami perang habis-habisan di negaranya sejak negara tetangga Irak menginvasi negara ini pada 1980-an.

"Pasar lokal menjual segala sesuatu 30-40 persen lebih mahal daripada seminggu yang lalu... tetapi saya berharap keadaan akan tenang besok atau beberapa hari ke depan," ujar seorang penduduk berusia 65 tahun di provinsi utara Gilan.

Seorang penjual komputer di sebuah toko di pusat kota Teheran mengatakan bahwa gejolak mata uang ini juga menjadi tantangan tersendiri.

"Sangat sulit dengan fluktuasi nilai tukar yang konstan dan perubahan harga selama lebih dari sebulan ini, ini buruk untuk bisnis. Saya sangat berharap kita dapat menghindari perang demi kepentingan semua orang, terutama dalam perekonomian ini," katanya kepada Al Jazeera.

Sementara rial Iran relatif stabil sejak dimulainya perang Israel di Gaza, rial menjadi goyah di tengah meningkatnya kekhawatiran akan terjadinya perang regional.

Baru-baru ini, nilai tukar mata uang ini jatuh dari sekitar 600.000 per dolar sebulan yang lalu ke level tertinggi sekitar 690.000 pada awal pekan ini, kemudian kembali naik setelah serangan Israel hingga mencapai sekitar 660.000.

Dengan bank sentral memompa mata uang untuk menjinakkan pasar, media yang terkait dengan pemerintah menyatakan harapan pada Sabtu bahwa rial dapat menguat ke kisaran bulan lalu.

Nilai koin emas juga turun sekitar 5% selama perdagangan pada Sabtu, dan pasar saham Iran sebagian besar berwarna hijau setelah berakhirnya serangan Israel - yang akhirnya terlihat lebih tenang daripada ancaman awal dari para pemimpin Israel.

Kerusakan Terbatas

Setelah berminggu-minggu spekulasi bahwa Israel dapat menargetkan infrastruktur energi Iran, pihak berwenang mengatakan bahwa tidak ada serangan terhadap kilang-kilang minyak, pembangkit listrik, saluran gas alam, atau situs nuklir yang sensitif.

Sejauh ini tidak ada ancaman pembalasan langsung atau segera dari pihak berwenang Iran.

Serangan Israel diperkirakan merupakan pembalasan atas peluncuran 200 rudal balistik Iran ke Israel pada 1 Oktober, meskipun masih belum jelas.

Iran mengatakan bahwa serangan tersebut menargetkan situs-situs militer di Teheran dan provinsi-provinsi barat Ilam dan Khuzestan, dan bahwa pertahanan udara bekerja dengan baik, menghasilkan "kerusakan terbatas".

Dua tentara tewas dalam serangan tersebut, menurut pernyataan angkatan bersenjata Iran. Pada hari yang sama, 10 penjaga perbatasan Iran tewas dalam serangan bersenjata terhadap konvoi polisi di provinsi tenggara Sistan dan Balochistan.

Pihak yang bertanggung jawab diklaim oleh kelompok separatis bersenjata Jaish al-Adl, yang dianggap oleh Teheran sebagai kelompok "teroris" yang memiliki hubungan dengan Israel.

Menentukan Cara Terbaik

Para pejabat Iran harus menentukan bagaimana cara terbaik untuk menunjukkan kekuatan Iran kepada Israel setelah serangan Israel ke Iran dua malam yang lalu, kantor berita resmi Iran IRNA mengutip pernyataan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei pada Minggu, 27 Oktober 2024.

"Kejahatan yang dilakukan oleh rezim Zionis (Israel) dua malam yang lalu tidak boleh diremehkan atau dibesar-besarkan," IRNA mengutip pernyataan Khamenei.

Iran pada Sabtu mengecilkan serangan udara Israel semalam terhadap target-target militer Iran, dengan mengatakan bahwa serangan tersebut hanya menyebabkan kerusakan terbatas, ketika Presiden AS Joe Biden menyerukan penghentian eskalasi yang telah meningkatkan kekhawatiran akan terjadinya perang habis-habisan di Timur Tengah.

Sejumlah jet Israel menyelesaikan tiga gelombang serangan sebelum fajar terhadap pabrik-pabrik rudal dan situs-situs lain di dekat Teheran dan di Iran barat, kata militer Israel.

Khamenei mengatakan bahwa kekuatan Iran harus ditunjukkan kepada Israel, dan menambahkan bahwa cara untuk melakukannya harus "ditentukan oleh para pejabat dan apa yang menjadi kepentingan terbaik bagi rakyat dan negara harus dilakukan".

AL JAZEERA | REUTERS

Ida Rosdalina

Ida Rosdalina

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus