Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kota-kota di Australia diperkirakan akan tetap dilanda banjir dalam beberapa hari ke depan, walaupun curah hujan diyakini akan menurun. Warga sekitar yang terkena dampak sudah mulai bersiap-siap meminimalisir hantaman banjir.
Baca: Israel Mengecam Australia karena Menarik Pengakuan Atas Yerusalem Barat
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Reuters pada Rabu, 19 Oktober 2022, mewartakan air banjir masih naik di sekitar beberapa kota pedalaman di dua negara bagian terpadat di Australia, New South Wales dan Victoria. Penduduk di beberapa daerah, termasuk kota pedesaan Victoria di Echuca, menghadapi banjir kedua dalam seminggu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Badan Meteorologi Australia memperkirakan, curah hujan di seluruh negara bagian Victoria tidak mungkin memicu lebih banyak banjir besar. Kendati demikian, bagian timur Australia kemungkinan akan menerima hingga 100 milimeter (4 inci) hujan selama lima hari ke depan, kira-kira sepersepuluh dari total tahunan untuk beberapa daerah.
"Curah hujan yang diperkirakan dalam beberapa hari mendatang diperkirakan tidak akan meluas atau sekuat atau sekuat itu, dan sebagai akibatnya kami tidak mengharapkan kembalinya banjir besar," kata Kevin Parkins, seorang ahli meteorologi di Biro.
Penduduk di kota-kota Australia yang dilanda banjir meningkatkan upaya untuk membangun tanggul dan rumah karung pasir pada Rabu menjelang hujan susulan. Para pejabat mendesak penduduk untuk mengungsi sebelum mereka terputus.
Polisi mengatakan seorang pria berusia 65 tahun ditemukan tewas di banjir di utara Victoria pada Rabu, sehingga jumlah korban tewas menjadi dua.
Sebuah tanggul tanah telah dibangun di Echuca, sekitar 250 kilometer utara Melbourne, di tengah peringatan bahwa Murray, sungai terbesar di Australia, dapat menembus ketinggian hampir 30 tahun akhir pekan ini.
Di kota terdekat, Moama, di seberang perbatasan negara bagian di selatan New South Wales, personel pasukan pertahanan bekerja sama dengan penduduk ke rumah-rumah karung pasir.
Sistem cuaca yang intens minggu lalu membawa hujan hampir sebulan dalam dua hari di sebagian besar Victoria, selatan New South Wales, dan bagian utara Tasmania. Kejadian itu memicu banjir bandang.
Australia telah mengalami peristiwa cuaca ekstrem yang menurut beberapa ahli terjadi karena perubahan iklim. Kekeringan dan kebakaran hutan yang dahsyat menghanguskan negara itu pada akhir dekade terakhir, sementara banjir yang sering terjadi telah mendatangkan malapetaka sejak awal 2021.
Baca juga: Palestina Memuji Australia yang Tak Mengakui Lagi Yerusalem Barat sebagai Ibu Kota Israel
REUTERS