Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Banjir di Malaysia Belum Surut, Korban Tewas Terus Bertambah

Korban tewas akibat banjir di Malaysia terus bertambak. Biro cuaca setempat memperingatkan hujan lebat akan terus mengguyur negara ini.

23 Desember 2021 | 11.31 WIB

Foto udara sejumlah mobil yang terendam banjir di dekat sebuah pusat perbelanjaan di Shah Alam, Selangor, Malaysia, 19 Desember 2021. REUTERS/Ebrahim Harris
Perbesar
Foto udara sejumlah mobil yang terendam banjir di dekat sebuah pusat perbelanjaan di Shah Alam, Selangor, Malaysia, 19 Desember 2021. REUTERS/Ebrahim Harris

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Banjir di Malaysia belum menunjukkan tanda-tanda akan surut. Biro cuaca setempat memperingatkan badai petir dan hujan lebat akan terus berlanjut di bagian selatan dan timur negara tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Korban tewas akibat banjir di Malaysia yang terburuk dalam beberapa tahun telah meningkat menjadi 27 orang, menurut kantor berita Bernama. Sebanyak 20 oranng korban tewas berasal dari negara bagian Selangor, yang berada di sekeliling ibu kota Kuala Lumpur. Tujuh kematian tercatat di negara bagian Pahang di timur.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Banjir, yang dipicu oleh hujan lebat selama berhari-hari selama akhir pekan, membuat 70 orang terlantar. Sungai-sungai meluap, merendam kota dan jalan-jalan utama.

Menurut Bernama, total 210 tempat di enam negara bagian telah terkena dampak banjir. Selangor yang merupakan negara bagian terpadat dan terkaya di Malaysia, adalah salah satu daerah yang paling parah dilanda bencana.

Banyak orang di Shah Alam, ibu kota negara bagian yang dilanda banjir, mengatakan mereka terdampar di rumah tanpa makanan selama berhari-hari. Mereka akhirnya selamat setelah dievakuasi dengan kapal dalam operasi penyelamatan.

“Kami benar-benar kehilangan segalanya, mobil dan rumah kami, semuanya hilang,” kata Chan Yung, yang telah dievakuasi di Shah Alam.

Al Jazeera melaporkan dari Kuala Lumpur, kerusakan yang ditimbulkan akibat banjir belum bisa dihitung karena masih terlalu dini. Banyak penduduk yang masih belum dapat kembali ke rumah mereka. “Musim muson diperkirakan akan berlangsung hingga Februari, sehingga ada potensi hujan dan banjir lebih banyak lagi,” katanya.

Biro cuaca Malaysia memperkirakan akan lebih banyak badai petir dan hujan lebat di negara bagian Selangor dan Pahang.

Pemerintah Malaysia telah memobilisasi ribuan pekerja darurat dan personel militer untuk membantu operasi pencarian dan penyelamatan. Namun para kritikus mengatakan evakuasi tidak cukup dan sukarelawan telah turun tangan untuk menyediakan makanan dan perahu.

Pada hari Rabu, situs berita Malaysiakini melaporkan bahwa 31 orang ditangkap di distrik Taman Sri Muda di luar Kuala Lumpur karena dugaan penjarahan. Seorang jurnalis AFP di satu lingkungan Shah Alam yang dilanda gempa melaporkan melihat orang-orang putus asa mengambil makanan dari sebuah supermarket yang hancur.

Perdana Menteri Ismail Sabri Yaakob pada Selasa lalu mengakui ada kelemahan dalam penanganan bencana banjir di Malaysia. Dia berjanji akan ada perbaikan di masa depan.

“Tanggung jawab bukan hanya dari pemerintah federal saja, tetapi juga pemerintah negara bagian,” katanya.

Pemanasan global telah dikaitkan dengan banjir yang semakin parah. Atmosfer yang lebih hangat menampung lebih banyak air, perubahan iklim meningkatkan risiko dan intensitas banjir dari curah hujan yang ekstrem.

Baca: Dr M, Julukan Mahathir Mohamad Perdana Menteri Malaysia di Segala Zaman

AL JAZEERA

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus