Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Houston - Konsul Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Houston memastikan tidak ada laporan warga negara Indonesia (WNI) terkena dampak banjir yang melanda negara bagian Texas sejak awal pekan. Banjir bandang melanda negara bagian Texas, Amerika Serikat, sejak Senin, 18 April, waktu setempat. Selain menutup jalanan dan menggenangi rumah, banjir terbesar yang pernah terjadi itu menelan sedikitnya lima korban jiwa. Gubernur Texas Greg Abbott mendeklarasikan status darurat di Houston dan sekitarnya, Selasa, 19 April 2016.
"Sampai sejauh ini, kondisi WNI baik. Tidak ada laporan (WNI) yang terkena dampak banjir," kata Bambang Setyobudhi, Kepala Konsul Bidang Penerangan dan Sosial Budaya KJRI Houston. Dia mengakui ada WNI yang sedang transit dan terdampar di Bandara Houston karena hampir semua penerbangan dari Houston ke kota lain ditangguhkan. "KJRI telah memberikan bantuan kepadanya," kata Bambang kepada Tempo, Selasa kemarin.
Pada Senin lalu, pemerintah Kota Houston meminta masyarakat tetap tinggal di rumah, sementara sekolah diliburkan. KJRI pun pada Senin kemarin tutup. Meski demikian, kondisi KJRI aman dan kembali buka pada Selasa.
Sementara itu, lima korban banjir diduga tidak dapat mengelak saat banjir bandang datang. Mereka ditemukan dalam kendaraan terjebak banjir.
Dua jenazah di dalam kendaraan, yang terjebak di terowongan, tertangkap kamera pengawas lalu lintas. Korban lain ditemukan di dalam mobil yang terbenam di genangan air, tak jauh dari bandara. Korban keempat ialah pengemudi truk, yang tewas tenggelam di dalam taksi saat mencoba melintasi genangan yang tinggi di jalan tol. Satu jasad pria ditemukan di mobil lain yang terendam.
"Ini tidak pernah saya lihat sebelumnya di Negara Bagian Texas," kata Abbott saat mengumumkan status darurat di sembilan wilayah di Texas. Dia memperingatkan banjir diperkirakan masih berlanjut hingga beberapa hari ke depan.
Wali Kota Houston Sylvester Turner berempati terhadap warga yang rumahnya kebanjiran. "Tidak ada yang bisa saya katakan untuk meredakan frustrasi Anda," kata Turner. Ribuan rumah di luar Kota Houston juga tergenang banjir. Banyak di antaranya yang baru kali ini mengalami kebanjiran. Sekitar 450 penyelamatan dilakukan.
Hujan lebat yang masih turun menandakan banjir tak akan segera surut. Sekolah-sekolah ditutup. Sekitar satu juta siswa diliburkan. Aliran listrik ke ribuan rumah warga diputus. Pemerintah mengimbau warga tidak ke luar rumah.
Beberapa penampungan sudah disiapkan bagi warga yang ingin mengungsi. Sedikitnya, seribu orang diangkut dari sebuah kompleks apartemen di sebelah utara kota, dan dipindahkan ke mal menggunakan bus.
Banjir nyaris rutin terjadi di kota yang hampir rata dengan permukaan laut itu. Para pakar menyatakan, selain lokasi, kontur tanah yang lunak, pertumbuhan populasi yang tinggi, serta pembangunan yang pesat membuat kota ini rentan terhadap genangan air yang tinggi.
“Tidak semua gedung memiliki ruang hijau yang memadai untuk aliran air,” kata Philip Bedient, profesor teknik di Rice University, seperti dilaporkan The Guardian.
Menurut Bedient, cara menghindari banjir tahunan adalah memantau daerah aliran sungai serta kawasan rawan banjir. "Kita tidak bisa memecahkan masalah banjir di Houston. Yang bisa kita lakukan hanya mengeluarkan peringatan dini dengan lebih baik," ucapnya.
CNBC | ABC | GUARDIAN | NATALIA SANTI
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini