Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Situasi banjir Malaysia terus memburuk pada Minggu 5 Maret 2023, dengan Johor yang paling parah mencatat lebih dari 44.800 pengungsi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Negara bagian selatan Malaysia, yang dilanda hujan lebat selama beberapa hari, juga mencatat curah hujan tertinggi dalam empat hari sejak 1991.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jumlah curah hujan yang tercatat di stasiun Air Panas di kota Segamat untuk periode mulai 28 Februari hingga 3 Maret adalah 731mm - tertinggi dibandingkan dengan rekor curah hujan bulanan tertinggi pada Desember 1991 dan Desember 2006.
Pembacaan yang tercatat pada Desember 1991 adalah 621mm sebulan sedangkan pada Desember 2006 adalah 599 mm.
Direktur Jenderal Departemen Irigasi dan Drainase Dr Md Nasir Md Noh mengatakan curah hujan juga lebih tinggi dari rata-rata curah hujan bulanan untuk Maret di Johor sebesar 195 mm.
"Curah hujan yang tinggi menyebabkan seluruh distrik di Johor kebanjiran yang melibatkan 105 lokasi hingga Jumat. Sementara kedalaman banjir di wilayah terdampak berkisar antara satu hingga tiga meter," katanya dalam keterangan tertulis, Sabtu.
Warga melewati jalanan yang terendam banjir di Yong Peng, Johor, Malaysia, 4 Maret 2023. REUTERS/Hasnoor Hussain
Otoritas Johor mengatakan sekitar 13.000 keluarga telah dievakuasi ke 260 pusat bantuan di 10 distrik. Batu Pahat adalah kabupaten yang terkena dampak terparah diikuti oleh Segamat dan Kluang.
Air keruh memotong jalan di Yong Peng, dan foto menunjukkan pengemudi terdampar dan mobil terendam. Beberapa keluarga juga terlihat meninggalkan rumah mereka dengan anak-anak kecil dibantu oleh perahu karet.
Di negara bagian tetangga Pahang, hampir 3.000 orang telah dievakuasi sementara Melaka, Selangor dan Negeri Sembilan mencatat total sekitar 1.100 orang yang saat ini mencari perlindungan.
Polisi mengatakan sedikitnya empat orang tewas sejak Rabu, termasuk seorang pria yang mobilnya tersapu banjir dan sepasang lansia yang tenggelam.
Kementerian Kesehatan mengumumkan pada hari ini bahwa pihaknya akan memantau kasus penyakit yang ditularkan melalui air setelah banjir, terutama leptospirosis dan keracunan makanan.
“Kami juga akan mengerahkan tim lain untuk melakukan pembersihan, terutama di fasilitas kesehatan yang terkena bencana,” kata Menteri Kesehatan Dr Zaliha Mustafa.
Ini termasuk kegiatan pengasapan untuk mencegah penyakit menular dan mendirikan klinik keliling untuk memberikan perawatan segera kepada korban banjir. Petugas kesehatan juga melakukan skrining COVID-19 terhadap pengungsi banjir yang ditempatkan di posko sementara, katanya.
CHANNEL NEWSASIA