Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Berselisih Dengan Macron, Panglima Militer Prancis Mundur

Panglima militer Prancis mengumumkan pengunduran dirinya setelah dikecam Presiden Emmanuel Macron karena memprotes pemotongan anggaran militer

20 Juli 2017 | 14.22 WIB

Presiden Prancis Francois Hollande (kiri) bersama Kepala Staf Angkatan Darat, General Pierre de Villiers,  ikut dalam parade Bastille Day di Paris, 14 Juli 2014. AP/Gonzalo Fuentes
Perbesar
Presiden Prancis Francois Hollande (kiri) bersama Kepala Staf Angkatan Darat, General Pierre de Villiers, ikut dalam parade Bastille Day di Paris, 14 Juli 2014. AP/Gonzalo Fuentes

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Paris - Panglima militer Prancis mengumumkan pengunduran dirinya setelah dikecam Presiden Emmanuel Macron karena memprotes pemotongan anggaran militer.

Jenderal Pierre de Villiers mengatakan bahwa ia tidak lagi cukup kompeten memimpin pasukan keamanan yang sangat penting dalam melindungi Prancis dan rakyatnya.

De Villiers dalam pernyataan pada Rabu waktu setempat itu juga mengatakan, bahwa ia percaya adalah menjadi bagian dari bidang tugasnya untuk menjelaskan tentang pendiriannya ke setiap politisi.


Baca: Email Macron Diretas, Rusia Ikut Bermain dalam Pilpres Prancis?

Jenderal Pierre de Villiers mengundurkan diri menyusul perbedaan pendapat dengan presiden Macron terkait pemotongan anggaran militer.

Perselisihan antara presiden dan De Villiers, 60, bermula pada minggu lalu ketika pemimpin tertinggi tentara Prancis sejak 2014 itu dalam pernyataan kepada komite parlemen, berpegang dengan pendiriannya untuk tidak mengizinkan pemotongan sebesar 850 juta euro atau setara Rp atas pengeluaran militer.

Ia bahkan mengeluarkan kata-kata yang cukup kasar.


Baca: Macron Dilantik Jadi Presiden Prancis, Paris Dijaga Ketat 

Macron kemudian membalas pernyataan itu dengan berkata: "Saya adalah bosnya" sambil menambahkan, perubahan hanya akan terjadi jika kepala tentara itu mengubah posisinya.

Perselisihan telah membuka kembali perdebatan tentang apakah tentara Prancis, yang pendanaannya terus menurun selama tiga dekade terakhir, mampu untuk melakukan banyak hal dengan sedikit sumber daya.

Tentara Prancis, bersama dengan Inggris, adalah salah satu kekuatan terbesar di Eropa. Saat ini dikerahkan dalam jumlah besar di seluruh dunia, dalam operasi mulai dari perang melawan teroris di Mali dan Sahel sampai Irak, serta ribuan tentara ditempatkan di dalam negeri untuk melindungi situs-situs utama dari serangan teroris.

GUARDIAN | BBC | YON DEMA


 


 


 


 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sita Planasari

Sita Planasari

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus