Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Ankara - Kisruh politik antara Turki dengan Belanda menjalar ke medan perang online. Pada Rabu, 15 Maret 2017, sejumlah akun Twitter yang tidak ada hubungannya dengan perseteruan itu dibajak dan diganti dengan pesan anti-Nazi di Turki.
Serangan dalam bentuk vandalisme politik tersebut menggunakan hastag #Nazialmanya atau #Nazihollanda menghajar akun Twitter sejumlah CEO perusahaan, penerbit, lembaga pemerintah, politikus dan beberapa pengguna Twitter di Belanda.
Pembajakan akun itu berlangsung ketika Belanda sedang menggelar pemilihan umum pada Rabu, 15 Maret 2017, sekalighus sebagai ujian bagi kelompok anti-kemapanan dan sentimen anti-imigran. Peretasan ini diduga terkait dengan pertengkaran politik Turki melawan Belanda.
Akibat hubungan panas tersebut, Presiden Recep Tayyip Erdogan menunda hubungan diplomatik tingkat tinggi dengan Belanda. Tak hanya itu, Erdogan juga memberikan cap pedas kepada Negeri Bunga Tulip itu dengan tudingan bahwa Belanda telah menjalankan sisa ajaran Nazi setelah melarang menterinya berpidato di rapat umum warga Turki di sana.
Akun bajakan tersebut menampilkan simbol Nazi, beragam hastag dan kalimat, "Jangan lupa 16 April ya". Tanggal tersebut merupakan agenda referendum di Turki untuk memberikan kekuasaan lebih kepada Erdogan.
Selain menghajar pemilik akun Twitter di Belanda, beberapa anggota Parlemen Eropa dan politikus Eropa juga disasar pembajak. Salah satunya adalah politikus Prancis, Alain Jupe.
"Akun milik Kementerian Kesehatan Inggris dan BBC Amerika Utara termasuk yang diretas, meskipun sudah pulih," tulis Reuters.
REUTERS | CHOIRUL AMINUDDIN
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini