Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Biden Telepon Netanyahu, Desak Perlindungan Warga Sipil di Rafah

Biden mendesak PM Israel Benjamin Netanyahu agar melindungi warga sipil di Rafah.

12 Februari 2024 | 10.00 WIB

Joe Biden dan Benjamin Netanyahu. REUTERS
Perbesar
Joe Biden dan Benjamin Netanyahu. REUTERS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joe Biden mengatakan kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahwa operasi militer di kota Rafah yang padat penduduk di Gaza selatan tidak boleh dilanjutkan. Biden mensyaratkan Netanyahu bisa memastikan keselamatan penduduk sebelum menyerang Rafah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Menurut Gedung Putih, Biden menegaskan kembali bahwa operasi militer di Rafah tidak boleh dilanjutkan tanpa rencana yang kredibel. Operasi dapat dilaksanakan untuk memastikan keamanan dan dukungan bagi lebih dari satu juta orang yang berlindung di sana. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Presiden menegaskan kembali tujuan bersama untuk melihat Hamas dikalahkan dan untuk menjamin keamanan jangka panjang Israel dan rakyatnya,” kata pernyataan Gedung Putih. “Dia juga menyerukan langkah-langkah mendesak dan spesifik untuk meningkatkan jumlah dan konsistensi bantuan kemanusiaan kepada warga sipil Palestina yang tidak bersalah,” menurut Gedung Putih.

Pernyataan Biden itu, menurut Gedung Putih, diungkapkan melalui panggilan telepon antara Biden dan Netanyahu pada Minggu pagi, 11 Februari 2024. Sementara Netanyahu, dalam cuplikan wawancara yang diterbitkan pada Sabtu malam, menegaskan operasi Rafah akan terus berjalan sambil memberikan jalan yang aman bagi penduduk sipil sehingga mereka dapat pergi.

Ketika ditanya tentang ke mana penduduk seharusnya pergi, Netanyahu mengatakan dalam wawancara yang disiarkan pada hari Minggu. “Anda tahu, daerah yang telah kami bersihkan di utara Rafah, banyak daerah di sana. Namun, kami sedang menyusun rencana terperinci.”

Percakapan telepon Minggu pagi ini adalah kontak pertama yang diumumkan antara Biden dan Netanyahu, sejak presiden AS itu mengatakan dia memandang kampanye militer Israel di Gaza sebagai sesuatu yang berlebihan. “Ada banyak orang tidak bersalah yang kelaparan, banyak orang tidak bersalah yang berada dalam kesulitan, sekarat, dan hal ini harus dihentikan,” kata Biden kepada wartawan pada hari Kamis, dalam komentar yang secara luas dianggap sebagai nada kerasnya terhadap Israel.

Rafah, yang terletak di perbatasan dengan Mesir, tetap menjadi tempat perlindungan terakhir bagi warga Palestina yang melarikan diri dari pemboman tanpa henti Israel di tempat lain di Jalur Gaza. Perang meletus di Gaza dalam empat bulan terakhir yang dipicu oleh serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2024.

Amerika Serikat, PBB dan negara-negara lain telah menyuarakan keprihatinan mendalam atas rencana Netanyahu untuk menyerang kota tersebut. Terdapat sekitar 1,4 juta orang yang berkumpul, dan banyak yang tinggal di tenda-tenda di tengah semakin langkanya pasokan makanan, air dan obat-obatan.

Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan serangan besar-besaran Israel sejak 7 Oktober telah menewaskan sedikitnya 28.064 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus