Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, London - Perusahaan konsultan Cambridge Analytica dan induk perusahaan asal Inggris, SCL Elections, yang menjadi pihak ketiga dalam skandal penggunaan data pengguna jejaring sosial Facebook segera tutup. Ini karena keduanya mengalami kesulitan bisnis pasca terungkapnya skandal kebocoran data pengguna Facebook sejak sekitar dua bulan lalu.
Seperti dilansir Reuters, Kamis 3 Mei 2018, manajemen perusahaan menyatakan sedang mengalami kebangkrutan karena kehilangan klien dan membengkaknya biaya penasehat hukum untuk menghadapi tuntutan atas skandal kebocoran data Facebook itu.
Baca: Begini Cambridge Analytica Manfaatkan Data Facebook
"Akibat kasus ini, kami tidak lagi mampu melanjutkan bisnis dan tidak ada solusi untuk mempertahankan perusahaan," menurut pernyataan resmi manajemen perusahaan.
Kantor Cambridge Analytica Mulai Digeledah
Baca: Paket Misterius Ditemukan di Kantor Pusat Cambridge Analytica
Tuduhan bocornya 87 juta data pengguna Facebook oleh Cambridge Analytica, yang disewa untuk kampanye pemilihan Presiden Donald Trump pada 2016, mengakibatkan saham perusahaan anjlok. Perusahaan ini mulai menutup operasionalnya pada Rabu 2 Mei 2018 waktu setempat.
CEO Facebook, Mark Zuckerberg, telah mengakui kesalahan manajemen karena tidak berhati-hati memberikan akses data pengguna kepada perusahaan pihak ketiga untuk digunakan sebagai data terkait kegiatan kampanye.
Zuckerberg telah memasang iklan berukuran besar di sejumlah surat kabar di AS dan Inggris menjelaskan masalah yang dihadapi Facebook dan berjanji ini tidak akan terulang lagi. Zuckerberg juga telah menghadapi panggilan dari DPR AS dan Senat serta menjelaskan duduk masalah sambil mengulangi permintaan maafnya terkait penggunaan data oleh Cambridge Analytica.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini