Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Raksasa drone DJI Technology menangguhkan sementara bisnis di Rusia dan Ukraina untuk memastikan produknya tidak digunakan dalam pertempuran. Keputusan ini menjadikannya perusahaan besar Cina pertama yang mengutip konflik dalam menghentikan penjualan di Rusia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Sebelumnya, Ukraina menuduh DJI membocorkan data militer Ukraina ke Rusia. Namun tuduhan tersebut dibantah oleh pembuat drone konsumen dan industri terbesar di dunia itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Berbeda dengan banyak perusahaan Barat yang telah menarik diri dari Rusia untuk memprotes invasinya ke Ukraina, perusahaan-perusahaan Cina tetap berada di sana, sejalan dengan sikap Beijing yang tidak mengecam Moskow atas konflik tersebut.
Juru bicara DJI mengatakan penangguhan bisnisnya di Rusia dan Ukraina "tidak terkait dengan negara mana pun, tetapi terkait dengan prinsip-prinsip kami".
"DJI menolak penggunaan drone kami untuk menyebabkan kerusakan, dan kami sementara menangguhkan penjualan di negara-negara ini untuk membantu memastikan tidak ada yang menggunakan drone kami dalam pertempuran."
Perwakilan perusahaan mengatakan bulan lalu DJI mengetahui rekaman online yang menunjukkan militer Rusia menggunakan produknya, tetapi belum dapat mengonfirmasi hal ini dan perusahaan tidak memiliki kendali atas penggunaan produknya.
Konflik tersebut telah membuat perusahaan-perusahaan Cina serba salah. Terus beroperasi di Rusia akan menuai kritik internasional, tetapi penarikan akan berisiko mendapat reaksi balik dari publik Cina.
Pada bulan Februari, raksasa ride-hailing Didi Global membatalkan keputusan untuk meninggalkan Rusia dan Kazakhstan setelah pengguna media sosial domestik menuduhnya menyerah pada tekanan AS.
Reuters