Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

DJI Hentikan Penjualan Drone di Ukraina dan Rusia, Khawatir Dipakai Perang

Raksasa drone DJI Technology menangguhkan sementara bisnis di Rusia dan Ukraina untuk memastikan produknya tidak digunakan dalam pertempuran.

28 April 2022 | 07.00 WIB

Drone DJI Mavic 3 resmi masuk pasar Indonesia dibanderol mulai dari harga Rp 33.750.000. (ANTARA/HO/Erajaya)
Perbesar
Drone DJI Mavic 3 resmi masuk pasar Indonesia dibanderol mulai dari harga Rp 33.750.000. (ANTARA/HO/Erajaya)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Raksasa drone DJI Technology  menangguhkan sementara bisnis di Rusia dan Ukraina untuk memastikan produknya tidak digunakan dalam pertempuran. Keputusan ini menjadikannya perusahaan besar Cina pertama yang mengutip konflik dalam menghentikan penjualan di Rusia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Sebelumnya, Ukraina menuduh DJI membocorkan data militer Ukraina ke Rusia. Namun tuduhan tersebut dibantah oleh pembuat drone konsumen dan industri terbesar di dunia itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berbeda dengan banyak perusahaan Barat yang telah menarik diri dari Rusia untuk memprotes invasinya ke Ukraina, perusahaan-perusahaan Cina tetap berada di sana, sejalan dengan sikap Beijing yang tidak mengecam Moskow atas konflik tersebut.

Juru bicara DJI mengatakan penangguhan bisnisnya di Rusia dan Ukraina "tidak terkait dengan negara mana pun, tetapi terkait dengan prinsip-prinsip kami".

"DJI menolak penggunaan drone kami untuk menyebabkan kerusakan, dan kami sementara menangguhkan penjualan di negara-negara ini untuk membantu memastikan tidak ada yang menggunakan drone kami dalam pertempuran."

Perwakilan perusahaan mengatakan bulan lalu DJI mengetahui rekaman online yang menunjukkan militer Rusia menggunakan produknya, tetapi belum dapat mengonfirmasi hal ini dan perusahaan tidak memiliki kendali atas penggunaan produknya.

Konflik tersebut telah membuat perusahaan-perusahaan Cina serba salah. Terus beroperasi di Rusia akan menuai kritik internasional, tetapi penarikan akan berisiko mendapat reaksi balik dari publik Cina.

Pada bulan Februari, raksasa ride-hailing Didi Global membatalkan keputusan untuk meninggalkan Rusia dan Kazakhstan setelah pengguna media sosial domestik menuduhnya menyerah pada tekanan AS.

Reuters

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus