Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala politik Hamas, Ismail Haniyeh tewas dalam sebuah serangan, yang diduga dilakukan oleh Israel di ibu kota Iran, Teheran. Serangan ini terjadi setelah Haniyeh menghadiri pelantikan presiden baru Iran dan beberapa jam setelah Israel menargetkan seorang komandan tinggi Hizbullah di Beirut, Lebanon.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Sementara itu, dilansir dari Aljazeera, media Israel melaporkan bahwa rudal yang menghantam Haniyeh diluncurkan dari luar Iran. Namun, Iran belum memberikan konfirmasi atau penyangkalan atas klaim tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Haniyeh dan pengawal pribadinya, Wasim Abu Shaaban -belum ada korban lain yang dilaporkan- tewas ketika gedung tempat mereka menginap terkena "proyektil udara". Gedung tersebut merupakan bangunan yang diperuntukkan bagi veteran militer Iran.
Lantas bagaimana serangan rudal Israel menjangkau Ibu Kota Teheran sehingga dapat akurat membidik Ismail Haniyeh?
Dilansir dari Iran Internatioan, para ahli menduga serangan ini dilakukan dengan rudal presisi yang diarahkan oleh pasukan khusus di Teheran. Mayor Andrew Fox, peneliti di Henry Jackson Society dan mantan penerjun payung Inggris mengatakan bahwa Haniyeh hal ini akibat dari seringnya Haniyeh tampil di media selama kunjungannya ke Teheran. Sehingga ia menjadi target yang mudah bagi Israel.
Menurut Fox, rudal tersebut kemungkinan diluncurkan dari luar Iran dan dipandu dengan teknologi laser presisi oleh pasukan khusus di darat. Teknologi ini memungkinkan rudal untuk diarahkan dengan akurasi tinggi dan mengurangi kerusakan tambahan.
Fox menjelaskan bahwa rudal kinetik yang digunakan Israel bekerja dengan memanfaatkan kecepatan dan berat hulu ledak untuk membunuh dan menghasilkan kerusakan minimal dibandingkan dengan hulu ledak peledak biasa.
Serangan ini didesain untuk melumpuhkan Hamas tanpa menimbulkan kerusakan besar di Teheran. Hal ini berbeda dengan serangan di Beirut yang menewaskan komandan Hizbullah, Fuad Shuker, dan melukai puluhan orang.
Di luar itu, ada spekulasi Ismail Haniyeh terbunuh oleh bom yang diselundupkan dua bulan silam. Mengutip lima pejabat Timur Tengah, New York Times mengatakan: "Bom tersebut telah disembunyikan sekitar dua bulan yang lalu di wisma tersebut... Bom tersebut diledakkan dari jarak jauh, kata kelima pejabat tersebut, setelah dipastikan bahwa dia berada di dalam kamarnya di wisma tersebut."
Pemimpin Jihad Islam Palestina, Ziyad Al-Nakhalah, tinggal di kamar sebelah, kata dua pejabat Iran kepada NYT. "Kamarnya tidak rusak parah, menunjukkan adanya perencanaan yang tepat dalam penargetan Haniyeh," tambah mereka.
Sementara itu, analis intelijen dan keamanan Israel, Ronen Solomon menyebut serangan di Teheran sebagai aib besar bagi Iran. Selama di Qatar, Haniyeh dikelilingi banyak pengawal, tetapi di Teheran ia hanya memiliki satu pengawal. Ini menjadikannya target mudah bagi Israel.
"Ismail Haniyeh datang bersama sekelompok warga Palestina sehingga ada jejak intelijen yang luas. Mereka datang dari Qatar dan biasanya menggunakan pesawat pribadi," jelasnya.
Sebelumnya, Israel telah berjanji akan membunuh Ismail Haniyeh dan pemimpin Hamas lainnya atas serangan kelompok itu pada 7 Oktober di Israel selatan yang memicu perang di Gaza.
ALJAZEERA | IRAN INTERNATIONAL | MIDDLE EAST MONITOR
Pilihan editor: Dubes Palestina Hadiri Salat Gaib untu Ismail Haniyeh di Masjid Istiqlal