Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sekjen PBB Antonio Guterres memulai kunjungan dua hari mengunjungi banjir Pakistan pada Jumat 9 September 2022. Kunjungan ini diharapkan akan meningkatkan dukungan global untuk krisis kemanusiaan yang mempengaruhi jutaan warga Pakistan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Saya ingin bersama orang-orang di saat mereka membutuhkan, menggalang dukungan internasional dan membawa fokus global pada dampak bencana perubahan iklim,” cuit Guterres dalam perjalanan ke Pakistan, seperti dilansir France24.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sepertiga dari negara itu terendam air - sebuah wilayah seukuran Inggris Raya - menyusul rekor hujan yang disebut Guterres sebagai "musim hujan steroid".
Sebuah rencana bantuan banjir oleh pemerintah Pakistan dan PBB bulan lalu menyerukan segera US$160 juta dalam pendanaan internasional. Bantuan itu dilaporkan sudah tiba.
Pada Kamis, sebuah C-17 Angkatan Udara AS mendarat - pesawat militer Amerika Serikat pertama di Pakistan selama bertahun-tahun. Mereka membawa tenda dan terpal yang sangat dibutuhkan untuk tempat berlindung sementara.
Meski Washington adalah pemasok utama perangkat keras militer ke Islamabad, hubungan keduanya retak akibat konflik kepentingan di negara tetangga Afghanistan. Terutama sejak Taliban kembali berkuasa di sana pada Agustus tahun lalu.
Para pejabat Pakistan mengatakan pembangunan kembali dan memperbaiki infrastruktur yang rusak akibat banjir akan menelan biaya setidaknya US$10 miliar. Namun, jumlah ini terlalu besar bagi Pakistan yang memiliki utang banyak.
Untuk sementara, pemerintah Pakistan fokus memberi makanan dan tempat tinggal bagi jutaan orang yang kehilangan tempat tinggal.
"Semuanya tenggelam, semuanya hanyut," kata Ayaz Ali, yang menderita demam di kapal angkatan laut Pakistan. AL menyelamatkan penduduk desa dari komunitas pedesaan yang banjir di provinsi Sindh selatan.
Pakistan menerima hujan lebat -- seringkali merusak -- selama musim hujan tahunannya, yang sangat penting bagi pertanian dan pasokan air. Namun, hujan deras tahun ini terburuk dalam beberapa dekade.
Kantor meteorologi mengatakan Pakistan menerima hujan lima kali lebih banyak dari biasanya pada 2022. Padidan, sebuah kota kecil di Sindh, telah diguyur hujan lebih dari 1,8 meter sejak musim hujan dimulai pada Juni.
Pengaruh hujan lebat berlipat ganda -- banjir bandang di sungai-sungai di pegunungan utara yang menghanyutkan jalan, jembatan dan bangunan dalam hitungan menit. Sementara akumulasi air yang lambat di dataran selatan yang telah menenggelamkan ratusan ribu kilometer persegi tanah.
Banjir Pakistan telah menewaskan hampir 1.400 orang, menurut laporan Otoritas Manajemen Bencana Nasional terbaru. Hampir 7.000 km jalan rusak, sekitar 246 jembatan hanyut dan lebih dari 1,7 juta rumah dan bisnis hancur.
FRANCE24