Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Kuala Lumpur – Wakil Presiden Partai Keadilan Rakyat, Nurul Izzah, mengapresiasi kerja polisi Malaysia dalam penggeledahan sejumlah apartemen terkait bekas Perdana Menteri Najib Razak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Polisi melakukan penggeledahan sejak Sabtu, 12 Mei 2018 di Pavilion Residences Apartment dan kembali melakukan penggeledahan pada Jumat dini hari, 18 Mei 2018, tadi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Polisi menyita 72 tas berisi uang tunai dan perhiasan dari 3-4 unit apartemen di lokasi. Polisi juga membawa keluar 284 kotak tas berisi tas mewah.
“Mengejutkan bagi semua orang Malaysia yang peduli. Saya berempati terhadap polisi dan otoritas yang telah bekerja keras mengejar seorang kleptokrat kelas dunia,” kata Nurul Izzah kepada Tempo lewat aplikasi WhatsApp, Jumat, 18 Mei 2018.
Nurul Izzah, 'Ratu Reformasi' Malaysia
Nurul melanjutkan,”Meski begitu, saya telah mengingatkan agar dia (Najib Razak) diperlakukan secara proporsional.” Nurul menambahkan,”Diduga besarnya jumlah uang yang dicuri telah membuat polisi bekerja terus menerus.”
Seperti diberitakan sejumlah media Malaysia seperti New Strait Times dan Malaysia Kini, polisi Malaysia mulai menggeledah unit apartemen terkait Najib Razak hanya 3 hari setelah usainya pemilihan umum Malaysia, yang digelar pada Rabu, 9 Mei 2018. Sekitar 20 polisi memasuki kompleks Pavilion Residences pada Sabtu, 20 Mei 2018. Sebagian lainnya berpakaian preman.
Polisi bertindak setelah adanya laporan dari anggota Komite Eksekutif Partai Pribumi Bersatu Malaysia, Ben Ali. PPBM merupakan partai besutan PM Mahathir Mohamad, yang mengalahkan Najib Razak pada pemilu Malaysia kemarin.
Saat itu, Ben Ali melaporkan kepada polisi soal adanya dugaan Rosmah Mansor, istri Najib, berusaha memindahkan 50 tas mewah bermerek Birkin dari rumah resmi Perdana Menteri ke unit apartemen mewah miliknya di Pavilion Residences. Pemindahan ini menggunakan mobil van milik negara.
Menurut Ben Ali, yang menggungah laporannya di akun Instagram @Bena1i, satu tas Birkin itu ditaksir berharga sekitar RM200 ribu atau sekitar Rp705 juta. Sehingga, jika dihitung, nilai 50 tas itu sekitar Rp 35,25 miliar.
Selama ini, Najib Razak selalu membantah tudingan bahwa dia dan pemerintahan yang dipimpinnya terlibat dalam praktik korupsi. Dia menuding itu adalah fitnah yang dilontarkan kelompok oposisi yang tidak senang dan berupaya menjelekkan pemerintah.
Najib menyebut berbagai tudingan penyalah-gunaan uang rakyat oleh dirinya dan jajaran pemerintahannya sebagai 'tsunami fitnah'. Istilah ini kemudia diplesetkan di akun Twitter @najibrazak sebagai 'tsunami PHitnah' untuk menyindir koalisi Pakatan Harapan yang disingkat sebagai PH.
Selain apartemen, polisi Malaysia juga menggeledah rumah dinas Najib Razak di Jalan Langgak Duta, Kuala Lumpur.
Najib Razak dan Rosmah Mansor
Bekas PM Najib Razak belum mengeluarkan komentar apapun soal serangkaian penggeledahan oleh polisi ini. Namun, pengacaranya, Harpal Singh Grewal, mengatakan polisi tiba di rumah Najib pada Rabu, 16 Mei 2018 pada pukul 10 malam.
Penggeledahan yang berlangsung hingga pukul lima pagi keesokan harinya itu berlangsung profesional. Namun pada Kamis pukul 8.30 pagi waktu setempat, 17 Mei 2018, sejumlah petugas memasuki sebuah ruangan di rumah itu dan mulai mengebor sebuah tempat penyimpanan.
“Pengeboran berlangsung hingga lewat pukul 5 sore. Sama sekali tidak ada ketenangan di rumahnya (Najib),” kata dia.
Menurut Harpal, tempat penyimpanan itu sudah terkunci selama dua dekade karena kuncinya hilang. Menurut dia, barang yang disita dari rumah itu tidak bernilai signifikan.
“Namun, kehadiran polisi di rumah dan kegiatan pengeboran tempat penyimpanan menunjukkan adanya gangguan terhadap keluarga Najib, staf dan orang lain yang tinggal di sana, menyebabkan tekanan mental dan menimbulkan kesan buruk bagi citra klien saya,” kata dia.
Harpal juga mempertanyakan waktu penggeledahan yang berbarengan dengan malam pertama Ramadan saat Najib sekeluarga sedang bersiap-siap melaksanakan kegiatan keagamaan.
Direktur Departemen Investigasi Kejahatan Komersial, Amar Singh, yang memimpin penggeledahan di apartemen tadi mengatakan penyitaan sejumlah tas berisi uang dan perhiasan dan kotak berisi tas mewah itu merupakan bagian dari operasi dalam investigasi skandal 1MDB, yang penyelidikannya berlangsung sejak Rabu, 16 Mei 2018.
Amar Singh menjelaskan polisi telah menggeledah 6 lokasi di sekitar Kuala Lumpur dan Putrajaya, termasuk kantor Perdana Menteri dan rumah resmi bekas PM Najib Razak. Empat lokasi lainnya merupakan tempat yang terkait dengan Najib Razak.
Soal adanya tudingan penggeledahan di rumah Najib Razak di Jalan Langgak Duta telah menyebabkan tekanan mental kepada penghuni yaitu keluarga, Amar Singh menjawab,”Motif kami tidak untuk mengganggu seseorang.. Kami profesioal dan saya telah meminta anggota CCID untuk bersikap profesional saat melakukan tugas."