Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan PM Israel Benjamin Netanyahu saling perang kata-kata pada Sabtu kemarin. Erdogan menuduh orang-orang Yahudi memukul perempuan dan anak-anak yang lemah di lantai, sementara Netanyahu menuduh orang-orang Turki melecehkan orang-orang Kurdi di Turki.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Yahudi di Israel menghajar orang-orang yang terbaring di tanah. Faktanya, Yahudi tidak hanya memukul pria namun juga wanita dan anak-anak yang terjatuh di tanah," kata Erdogan selama pidato di acara Turkey Youth Foundation, dikutip dari Sputniknews, 23 Desember 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tak lama kemudian, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membalas melalui Twitter soal pernyataan Erdogan.
"Erdogan, penjajah Siprus utara, yang tentaranya membantai wanita dan anak-anak di desa Kurdi, di dalam dan di luar Turki. Dia tidak perlu mengajari Israel tentang moralitas," kata Netanyahu.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menunjukkan foto gudang atom di Teheran selama pidatonya di sidang Majelis Umum PBB ke-73, di kantor pusat AS, Kamis, 27 September 2018. (AP Photo / Richard Drew)
Rangkaian perang kata ini ditanggapi pula oleh Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu, di Twitter pada Minggu.
"Netanyahu adalah pembunuh berdarah dingin di zaman modern," kicau Mevlut, dikutip dari Jerusalem Post.
Saling hujat Erdogan dan Netanyahu disertai gambar-gambar yang muncul di media sosial seperti pria Palestina yang ditutup matanya di penjara Israel, pria penyandang disabilitas yang ikut protes di Gaza dan foto ikonik Ahed Tamimi yang melawan tentara Israel.
Pasukan AS di markas besar Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG) setelah dihantam oleh serangan udara Turki di Gunung Karachok dekat Malikiya. 25 April 2017.[REUTERS / Rodi Said]
Berbicara di Istanbul, Erdogan juga mengatakan Turki menyambut keputusan Presiden AS Donald Trump untuk menarik pasukan AS dari Suriah. Erdogan mengatakan Turki akan menunda operasi militer melawan pasukan Kurdi di timur laut Suriah.
Menurut Erdogan, Turki akan memimpin pertempuran melawan ISIS di Suriah dan terus melawan pasukan Kurdi di timur laut Suriah, sementara Netanyahu mengaku, dikutip dari laporan Haaretz, bahwa penarikan pasukan AS tidak akan berdampak pada kebijakan militer Israel dan bahkan akan menggandakan kekuatan militer untuk menghadapi ancaman Iran di perbatasan Suriah.