Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Gempa Jepang, 100 Ribu Orang Dipaksa Keluar Rumah  

Akibat amuk bumi tersebut, 42 orang tewas dan sepuluh lain dinyatakan hilang.

18 April 2016 | 20.53 WIB

Sejumlah kepolisian mencari kemungkinan adanya korban jiwa yang terperangkap di dalam reruntuhan rumah akibat dari guncangan gempa bumi di Mashiki, di Prefektur Kumamoto, Jepang Selatan, 15 April 2016. Wilayah ini telah diguncang gempa bumi berkekuatan 6,
Perbesar
Sejumlah kepolisian mencari kemungkinan adanya korban jiwa yang terperangkap di dalam reruntuhan rumah akibat dari guncangan gempa bumi di Mashiki, di Prefektur Kumamoto, Jepang Selatan, 15 April 2016. Wilayah ini telah diguncang gempa bumi berkekuatan 6,

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Tokyo - Otoritas Jepang sedang berjuang keras menyampaikan bantuan ke beberapa lokasi wilayah selatan setelah sedikitnya 110 ribu orang dipaksa meninggalkan rumahnya akibat hantaman dua kali gempa di daerah tersebut.

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dalam keterangannya yang diperoleh Al Jazeera, Senin, 18 April 2016, menginginkan daerah selatan dinyatakan sebagai daerah bencana. "Pemerintah perlu melakukan pembangunan di sana," ucapnya.

Al Jazeera melaporkan, sekitar 30 ribu penyelamat menjelajahi reruntuhan gedung untuk mencari korban selamat dan membawa makanan untuk para korban yang tak bisa kembali ke rumahnya akibat hantaman gempa di Pulau Kyushu pada Kamis, 14 April 2016.

Akibat amuk bumi tersebut, 42 orang tewas dan sepuluh lain dinyatakan hilang. Sedangkan menurut kantor berita Reuters, sedikitnya 110 ribu orang kehilangan tempat tinggal.

"Sekitar 80 ribu rumah di Komamoto, kawasan yang paling buruk akibat bencana, masih belum dialiri listrik pada Ahad, 17 April 2016," ucap Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang.

Militer Amerika Serikat yang sedang bertugas di Jepang melakukan operasi kemanusiaan, terutama untuk mengatasi masalah tanah longsor, jalan rusak, dan jembatan putus. Diperkirakan bakal terjadi hujan deras, membuat gedung-gedung yang kolaps kian tidak stabil.

Tim penyelamat Jepang menyatakan hanya sanggup mendistribusikan bahan makanan dua bal untuk makan malam.

"Kami akan melakukan hal yang terbaik," ujar Shinzo Abe kepada anggota parlemen ketika dimintai keterangan oleh oposisi terkait dengan penanganan bencana.

AL JAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN




Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Choirul Aminuddin

Choirul Aminuddin

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus