Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Gempa Jepang, Bursa Saham Anjlok 3 Persen

Seluruh maskapai penerbangan membatalkan pendaratannya di bandar udara Kumamoto karena landasan pacunya rusak dihantam gempa.

18 April 2016 | 23.00 WIB

Sejumlah rumah hancur akibat tanah longsor akibat dari guncangan gempa bumi di kota Minamiaso, Kumamoto, Jepang selatan, 16 April 2016. REUTERS
Perbesar
Sejumlah rumah hancur akibat tanah longsor akibat dari guncangan gempa bumi di kota Minamiaso, Kumamoto, Jepang selatan, 16 April 2016. REUTERS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Tokyo - Pasar saham Jepang turun hingga tiga pesen pada perdagangan Senin, 18 April 2016, setelah negeri itu dihantam serangkaian gempa dengan kekuatan 7.3 skala Richter di selatan kawasan industri. Bencana ini menewaskan sedikitnya 42 orang dan memaksa perusahaan menutup pabriknya.

Bursa Efek Nikkei menutup sesi perdagangannnya di angka terendah 3,4 persen, mata uang yen juga terkena imbas sedikit menurun. Selain itu, para investor juga mengkhawatirkan masalah pasokan bahan baku dan asuransi. Bahkan pabrik besar termasuk Toyota, Sony, dan Honda tutup karena pasokan material terhenti.

Sementara itu pihak regulator atom Jepang menyatakan bahwa reaktor nuklir di kawasan tersebut aman, hal tersebut membuat nyaman karena karena sebelumnya pernah terkena dampak oleh bencana nuklir Fukushima pada 2011 akibat gempa bumi.

Kabar tak sedap datang dari jasa penerbangan. Seluruh maskapai penerbangan membatalkan pendaratannya di bandar udara Kumamoto karena landasan pacunya rusak dihantam gempa. Jasa angkutan kereta api seia sekata, menghentikan layanan angkutannya ke kota tersebut.

Beberapa media Jepang melaporkan, cadangan makanan di daerah bencana mulai menipis akibat pasokan terhenti karena tanah longsor. "Para korban bencana menggunakan bangku sekolah dan taman kanak-kanak sebagai sinyal dengan harapan mendapatkanperhatian dari helikopter yang berputar-putar di atas kawasan bencana," tulis media Jepang.

"Kemarin, saya hanya makan sepotong tofu dan segenggam nasi," kata salah satu warga yang menjadi korban bencana. "Apa yang paling kami khawatirkan saat ini adalah makanan," tambahnya.

REUTERS | CHOIRUL AMINUDDIN

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus