Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Houthi Disebut Bersedia Mundur dari Kota Penting Yaman

Kelompok Dokter Lintas Batas mengeluhkan soal bantuan kemanusiaan bagi warga sipil yang disita pihak-pihak bertikai di Yaman.

13 Agustus 2015 | 19.23 WIB

Anak penderita gizi buruk, Ali Mohammed al-Tawaari (6 bulan) ditimbang berat badannya di unit perawatan intensif gizi buruk di Sanaa, Yaman, 30 Juli 2015. 4.000 orang tewas dan lebih dari 1,2 juta warga terlantar akibat perang antara pemberontak Houthi de
Perbesar
Anak penderita gizi buruk, Ali Mohammed al-Tawaari (6 bulan) ditimbang berat badannya di unit perawatan intensif gizi buruk di Sanaa, Yaman, 30 Juli 2015. 4.000 orang tewas dan lebih dari 1,2 juta warga terlantar akibat perang antara pemberontak Houthi de

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Sanaa - Perkembangan menggembirakan datang dari konflik bersenjata di Yaman. Seperti dilansir laman VICE News, Rabu, 12 Agustus 2015, seorang diplomat yang terlibat dalam perundingan Yaman yang dimediasi Perserikatan Bangsa-Bangsa menyebut kelompok pemberontak Syiah Houthi bersedia mematuhi Resolusi Dewan Keamanan PBB, yang mendesak mereka mundur dari kota-kota strategis di Yaman.

Berdasarkan Resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 2216 yang disetujui April lalu, kelompok Houthi diminta menarik seluruh pasukannya dari wilayah yang mereka kuasai, termasuk Ibu Kota Sanaa. “Pada prinsipnya, mereka setuju, tapi harus ada proses dialog,” kata pejabat PBB yang sempat berdiskusi dengan perwakilan Houthi tersebut.

Sebagai niat baik, ujar sang diplomat, Houthi bersedia mundur dari Taiz. “Kemudian menyusul-kota-kota lain jika sesuai dengan persyaratan mereka,” ucapnya. Namun belum diketahui bagaimana tanggapan koalisi Arab Saudi pendukung Presiden Yaman Abd-Rabbu Mansour Hadi atas usulan tersebut. 

Kompromi dari kelompok yang berasal dari wilayah utara Yaman ini tampaknya dipicu oleh serangkaian kekalahan mereka oleh koalisi anti-Houthi pada bulan lalu. Pasukan Yaman yang bergabung dengan milisi pro-Hadi berhasil mengusir Houthi dari Kota Aden pada Juli lalu. Selasa, 11 Agustus 2015, pasukan Houthi diserang di Kota Ibb, sebelah barat laut Taiz.

Selama konflik masih berlangsung, Kepala Misi Dokter Lintas Batas (MSF) di Yaman dr Ghazali Babiker kepada Tempo menuturkan mendesak para pihak yang bertikai agar menghormati bantuan kemanusiaan dan medis di Yaman serta memfasilitasi kebutuhan kemanusiaan penduduk di sana.

“Upaya menyediakan bantuan kemanusiaan yang independen dan netral terhambat oleh proses yang rumit dan persediaan bantuan kemanusiaan yang disita,” kata Babiker. Rupanya, kedua pihak yang bertikai di Yaman berusaha mengendalikan sumber daya bantuan kemanusiaan yang tersedia di daerah-daerah yang berada di bawah kendali mereka.

Babiker menjelaskan, kendala utama yang dihadapi MSF saat ini adalah akses layanan kesehatan bagi penduduk Yaman. Menurut dia, warga tidak bisa mengakses fasilitas kesehatan dengan aman karena khawatir akan bahaya yang terjadi saat melewati garis depan. Ia juga mengajak lembaga non-pemerintah internasional terjun ke lapangan segera, karena kebutuhannya sangat besar dan saat ini hanya beberapa organisasi saja yang bekerja. “Kehadiran lembaga kemanusiaan internasional sangat penting karena mereka bekerja secara netral,” ucap Babiker.

Data Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada Selasa lalu menyebutkan sekitar 4.345 orang tewas dan 22.110 lain terluka sejak konflik pecah di Yaman. Sedangkan 1,3 juta warga Yaman dilaporkan mengungsi akibat konflik.

VICE NEWS | REUTERS | SITA PLANASARI AQUADINI

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sita Planasari

Sita Planasari

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus