Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Ini Alasan Polisi Thailand Tutup Investigasi Bom Bangkok  

Penyelidikan awal terhadap serangan bom di kuil Erawan dihentikan dan kini melanjutkan proses pemeriksaan dua tersangka.

22 Oktober 2015 | 15.06 WIB

Tersangka pemboman  pada 17 Agustus lalu dikawal ketat petugas kepolisian saat melakukan rekontruksi dilokasi terjadinya bom di kuil Erawan, Bangkok, Thailand, 9 September 2015. Ledakan bom pipa tersebut menewaskan setidaknya 20 orang dan melukai puluhan
Perbesar
Tersangka pemboman pada 17 Agustus lalu dikawal ketat petugas kepolisian saat melakukan rekontruksi dilokasi terjadinya bom di kuil Erawan, Bangkok, Thailand, 9 September 2015. Ledakan bom pipa tersebut menewaskan setidaknya 20 orang dan melukai puluhan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Bangkok - Polisi Thailand pada Selasa, 19 Oktober 2015 menyatakan penyelidikan awal terhadap serangan bom di Kuil Erawan dihentikan dan kini dilanjutkan proses pemeriksaan dua tersangka yang ditangkap.

Setelah pertemuan dengan pejabat penyidik, Kepala Polisi Thailand Chakthip Chaijinda mengatakan pihaknya kini yakin dengan bukti yang telah diperoleh. Dia mengharapkan kedua tersangka akan didakwa di pengadilan dalam waktu dua minggu.

Seperti yang dilansir Vietnam Plus pada 20 Oktober 2015, Chaijinda juga mengatakan polisi terus memburu 15 tersangka yang masih bebas untuk dibawa ke pengadilan.

Polisi mengatakan penyelidikan diteruskan jika ada tersangka baru yang ditangkap dan juga jika ada penemuan bukti baru.

Serangan bom di Kuil Erawan yang terletak di pusat Kota Bangkok pada 17 Agustus lalu menyebabkan 20 orang tewas dan hampir 140 lainnya cedera.

Setelahnya, sebuah bom juga meledak dekat sebuah jembatan di Bangkok, namun tidak menyebabkan warga cedera.

Analis mengklaim serangan itu dilancarkan pejuang Uighur yang marah setelah Bangkok mengirim pulang 109 etnis itu kembali ke Cina.

Polisi kemudian menahan Bilal Mohammed bersama sejumlah peralatan pembuat bom di sebuah apartemen di Bangkok, akhir Agustus lalu.

Bilal mengaku etnis Uighur dan melakukan serangan bom di kuil tersebut.

Tersangka kedua, yang dikenal sebagai Yusufu Mieraili dan berasal dari Xinjiang, Cina, ditahan di dekat perbatasan Kamboja seminggu setelah peristiwa itu.

Kelompok itu diyakini menjadikan Thailand sebagai tempat transit untuk mereka berangkat ke Turki.

Etnis Uighur, yang beragama Islam, melarikan diri dari Cina karena tidak tahan menjadi korban diskriminasi dan tekanan Pemerintah Beijing.




YON DEMA | VIETNAM PLUS


Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hadriani Pudjiarti

Hadriani Pudjiarti

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus