Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Aaron Bushnell, tentara AS dari Angkatan Udara akhirnya tewas setelah membakar dirinya sendiri di luar Kedutaan Besar Israel di Washington. Ia membakar diri sebagai aksi protes terhadap perang Hamas Israel di Gaza.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Penerbang Senior Aaron Bushnell, 25, adalah seorang spesialis operasi pertahanan dunia maya di Skuadron Dukungan Intelijen 531. Tentara AS ini meninggal karena luka-luka yang dideritanya dalam insiden tersebut, kata Angkatan Udara dalam sebuah pernyataan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Ketika tragedi seperti ini terjadi, setiap anggota Angkatan Udara merasakannya,” kata Kolonel Angkatan Udara AS Celina Noyes dalam pernyataannya. “Kami menyampaikan simpati terdalam kami kepada keluarga dan teman-teman Penerbang Senior Bushnell. Pikiran dan doa kami menyertai mereka, dan kami meminta Anda menghormati privasi mereka selama masa sulit ini.”
Petugas Lee Lepe, juru bicara Departemen Kepolisian Metropolitan Distrik Columbia, membenarkan kematian tersebut.
Pentagon mengatakan kematian itu adalah "peristiwa tragis." Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin memantau situasi tersebut.
Aaron Bushnell awalnya dirawat di rumah sakit dalam kondisi kritis setelah petugas Dinas Rahasia AS memadamkan api pada hari Minggu, 25 Februari 2024. Bushnell, yang mengenakan seragam militer, menyiarkan peristiwa pembakaran dirinya itu langsung melalui internet.
Sebelum membakar diri, ia mengucapkan kata-kata terakhirnya. Aaron Bushnell mengecam agresi militer Israel di Gaza, Palestina.
“Saya tidak akan lagi terlibat dalam genosida,” kata pria tersebut. Ia lalu menyiram dirinya dengan cairan bening dan membakarnya.
Menurut video yang beredar di media sosial, ia meneriakan kata-kata, "Bebaskan Palestina."
Hamas mengucapkan duka cita atas kematian Aaron Bushnell melalui unggahan di Telegram Messenger. “Kami menyampaikan belasungkawa yang tulus dan solidaritas penuh kepada keluarga dan teman-teman pilot Amerika Aaron Bushnell, yang mengabadikan namanya sebagai pembela nilai-nilai kemanusiaan dan penderitaan rakyat Palestina, yang tertindas oleh pemerintahan Amerika dan kebijakan-kebijakannya yang tidak adil," kata Hamas.
Insiden ini terjadi di tengah protes pro-Palestina dan pro-Israel yang sedang berlangsung di Amerika Serikat. Protes meletup setelah serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober yang menewaskan 1.200 warga Israel dan menyandera 253 orang dalam serangan lintas batas.
Pasukan Israel kemudian melancarkan kampanye militer melawan kelompok Islam Palestina yang menguasai Gaza dengan menghancurkan sebagian besar wilayah pesisir. Serangan Israel itu menewaskan hampir 30.000 orang, menurut pejabat kesehatan Palestina.
REUTERS
Pilihan editor: Pemogokan Dokter, Perawat Korea Selatan akan Dilibatkan dalam Prosedur Medis