Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi, dikutip Reuters, mengatakan pada hari Minggu bahwa pembunuhan oleh Israel terhadap wakil komandan Garda Revolusi Iran di Beirut merupakan "kejahatan mengerikan" yang tidak akan dibiarkan begitu saja.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Brigadir Jenderal Abbas Nilforoushan terbunuh dalam serangan Israel di Beirut pada Jumat di mana pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah juga tewas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Tidak ada keraguan bahwa kejahatan mengerikan yang dilakukan oleh rezim Zionis (Israel) ini tidak akan luput dari pertanggungjawaban," ujar Araqchi dalam sebuah pernyataan yang ditujukan kepada komandan Korps Garda Revolusi Islam, Mayor Jenderal Hossein Salami.
Sebelumnya pada Minggu, ketua parlemen Iran Mohammad Baqer Qalibaf mengatakan bahwa kelompok-kelompok bersenjata yang bersekutu dengan Iran akan terus menghadapi Israel dengan bantuan Teheran setelah pembunuhan Nasrallah, media pemerintah Iran melaporkan.
"Kami tidak akan ragu untuk pergi ke tingkat mana pun untuk membantu perlawanan," kata Qalibaf.
Dia juga mengeluarkan peringatan kepada Amerika Serikat.
"AS terlibat dalam semua kejahatan ini dan ... harus menerima akibatnya," katanya.
Wakil Presiden Iran untuk Urusan Strategis Mohammad Javad Zarif, ketika ditanya tentang pembunuhan Nasrallah, mengatakan kepada media pemerintah pada hari Minggu bahwa Iran akan bereaksi pada waktu yang tepat untuk melawan Israel.
Iran ingin menghindari "ladang ranjau"
Hassan Barari, seorang pengajar hubungan internasional di Qatar University, mengatakan bahwa Iran akan mencoba untuk menjaga keseimbangan dalam menyikapi pengeboman Israel atas Lebanon.
"Di satu sisi, mereka ingin dilihat sebagai pihak yang mendukung Lebanon, sebagai pihak yang akan menanggung akibat dari agresi Israel ke Lebanon," katanya kepada Al Jazeera.
"Namun pada saat yang sama, mereka tidak ingin terlibat dalam konflik yang lebih luas karena mereka mengadopsi strategi yang berbeda. Itu adalah salah satu kesabaran strategis, yang berarti mereka harus menunggu - sampai mereka menjadi nuklir, mungkin - dan kemudian mereka dapat menavigasi wilayah tersebut dengan cara yang berbeda dan dengan senjata yang berbeda."
Hingga Iran mencapai titik ini, Barari berpendapat, Iran akan menghindari konfrontasi dengan Israel "dengan cara yang akan membawa Amerika ke dalam persamaan".
"Dan orang-orang Iran tahu bahwa tidak ada cinta yang hilang antara Iran dan seluruh kawasan ini," katanya.
"Jadi mereka benar-benar ingin memastikan bahwa mereka tidak benar-benar masuk ke ladang ranjau pada waktu yang salah."