Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Iran sesumbar berhasil membuat rudal balistik hipersonik, namun sejauh ini belum ada uji coba yang telah mereka laporkan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Rudal hipersonik ini memiliki kecepatan tinggi dan dapat bermanuver masuk dan keluar dari atmosfer. Ini akan menargetkan sistem anti-rudal canggih musuh dan merupakan lompatan generasi besar di bidang rudal,” kata komandan kedirgantaraan Pengawal Revolusi Amir Ali Hajizadeh seperti dikutip kantor berita Tasnim, Kamis, 10 November 2022.
Rudal hipersonik dapat terbang setidaknya lima kali lebih cepat dari kecepatan suara dan pada lintasan yang kompleks, yang membuatnya sulit untuk dicegat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Iran mengembangkan industri senjata domestik yang besar dalam menghadapi sanksi dan embargo internasional, namun analis militer Barat mengatakan Iran terkadang melebih-lebihkan kemampuan senjatanya.
Kekhawatiran tentang rudal balistik Iran bagaimanapun berkontribusi pada keputusan AS pada 2018 di bawah Presiden Donald Trump untuk menarik diri dari pakta nuklir yang ditandatangani Teheran dengan kekuatan dunia pada 2015.
Pekan lalu, Iran mengatakan telah menguji Ghaem 100, kendaraan peluncuran ruang angkasa tahap pertamanya, yang diklaim mampu menempatkan satelit seberat 80 kg di orbit 500 km dari permukaan bumi.
Amerika Serikat menyebut tindakan seperti itu "mengganggu stabilitas" karena percaya kendaraan peluncuran ruang angkasa dapat digunakan untuk mengangkut hulu ledak nuklir.
Iran membantah ingin mengembangkan senjata nuklir.
Saat ini, negara yang sudah mengembangkan rudal hipersonik adalah Amerika Serikat, Rusia, China dan India.
Reuters