Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Manila - Pemberontakan yang terjadi di Mindanao tidak lagi dilakukan hanya oleh kelompok pemberontak warga Filipina, melainkan melibatkan milisi-milisi asing yang bersama-sama berniat mendirikan provinsi ISIS di Mindanao.
"Mereka ingin menjadikan Mindanao bagian dari kekhalifahan," kata Jose Calida dari Biro Keadilan di Kementerian Kehakiman Filipina seperti dikutip dari Channel News Asia, 26 Mei 2017.
Baca juga: Milisi Jaringan ISIS Kuasai Rumah Sakit dan Pasien di Filipina
Menurut Calida, selain berniat mendirikan provinsi ISIS di Mindanao, ISIS dan kelompok milisi lokal yang sudah berbaiat kepada ISIS akan menyasar serangan ke pemerintah dan orang-orang yang dianggap kafir seperti masyarakat Kristiani dan muslim yang tak sejalan dengan ISIS.
Sejak Presiden Rodrigo Duterte mengumumkan operasi militer di Mindanao, Senin lalu, 22 Mei 2017, pasukan militer Filipina menemukan milisi-milisi asing di Mindanao, seperti dari Indonesia, Malaysia, dan Singapura di Mindanao.
Baca juga: Wiranto: Ada Indikasi Marawi Dijadikan Lokasi Konvergensi ISIS
Enam milisi ISIS warga Indonesia dan Malaysia tewas di Marawi di Pulau Mindanao dalam operasi militer Filipina pada Kamis, 25 Mei 2017.
Kolaborasi ISIS, Maute, dan Abu Sayyaf di Mindanao telah mengangkat Isnilon Hapilon sebagai pemimpin mereka di Filipina. Hapilon merupakan pemimpin milisi Abu Sayyaf dan sedang diburu pasukan pemerintah Filipina.
CHANNEL NEWS ASIA | MARIA RITA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini