Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Israel-Mesir Rundingkan Pengawasan Elektronik di Perbatasan Gaza

Israel dan Mesir sedang melakukan pembicaraan mengenai sistem pengawasan elektronik di sepanjang perbatasan antara Gaza dan Mesir.

13 Juli 2024 | 08.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Para perunding gencatan senjata Israel dan Mesir sedang melakukan pembicaraan mengenai sistem pengawasan elektronik di sepanjang perbatasan antara Gaza dan Mesir. Hal ini agar Israel menarik kembali pasukannya dari wilayah tersebut jika gencatan senjata disepakati, menurut dua sumber Mesir dan sumber ketiga yang mengetahui hal tersebut seperti dilansir Reuters pada Jumat 12 Juli 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pertanyaan mengenai apakah pasukan Israel akan tetap berada di perbatasan adalah salah satu isu yang menghambat potensi kesepakatan gencatan senjata. Sebab, baik kelompok pejuang Palestina Hamas maupun Mesir, yang menjadi mediator dalam perundingan tersebut, menentang Israel mempertahankan pasukannya di sana.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Israel khawatir jika pasukannya meninggalkan zona perbatasan— yang oleh Israel disebut sebagai koridor Philadelphi— sayap bersenjata Hamas dapat menyelundupkan senjata dan pasokan dari Mesir ke Gaza melalui terowongan. Hal ini memungkinkan mereka mempersenjatai kembali dan kembali mengancam Israel.

Sistem pengawasan, jika pihak-pihak yang terlibat dalam perundingan menyetujui rinciannya, dapat memperlancar jalan menuju kesepakatan gencatan senjata – meskipun masih banyak hambatan lainnya.

Diskusi seputar sistem pengawasan di perbatasan telah dilaporkan sebelumnya, namun Reuters melaporkan untuk pertama kalinya bahwa Israel terlibat dalam diskusi tersebut sebagai bagian dari putaran perundingan saat ini, dengan tujuan untuk menarik kembali pasukan dari wilayah perbatasan.

Sumber yang mengetahui masalah ini, yang berbicara tanpa menyebut nama, mengatakan diskusi tersebut adalah tentang "pada dasarnya sensor yang akan dibangun di (koridor) Philadelphi sisi Mesir."

“Idenya jelas untuk mendeteksi terowongan, untuk mendeteksi cara-cara lain yang mereka coba untuk menyelundupkan senjata atau orang ke Gaza. Tentu saja, ini akan menjadi elemen penting dalam perjanjian penyanderaan.”

Ketika ditanya apakah hal ini penting bagi kesepakatan gencatan senjata karena berarti tentara Israel tidak harus berada di koridor Philadelphi, sumber itu mengatakan: "Benar."

Dua sumber keamanan Mesir, yang juga berbicara tanpa menyebut nama, mengatakan bahwa perunding Israel telah berbicara tentang sistem pengawasan berteknologi tinggi.

Mesir tidak menentang hal itu, jika hal itu didukung dan dibayar oleh Amerika Serikat, menurut dua sumber Mesir. Mereka mengatakan Mesir tidak akan menyetujui apa pun yang akan mengubah pengaturan perbatasan antara Israel dan Mesir yang ditetapkan dalam perjanjian damai sebelumnya.

Pada sebuah acara militer pada Kamis, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan dia hanya bisa menyetujui kesepakatan yang mempertahankan kendali Israel atas perbatasan Gaza-Mesir, namun dia tidak menjelaskan apakah itu berarti kehadiran pasukan secara fisik di sana.

Pembicaraan sedang berlangsung di Qatar dan Mesir mengenai kesepakatan, yang didukung oleh Washington, yang akan memungkinkan penghentian sementara pertempuran di Gaza, yang kini memasuki bulan ke-10, dan pembebasan sandera yang ditahan oleh Hamas.

Israel memulai serangannya di Jalur Gaza pada Oktober lalu setelah militan pimpinan Hamas menyerbu Israel selatan, menewaskan 1.139 orang dan menyandera lebih dari 250 orang, menurut penghitungan Israel.

Sejak itu, pasukannya telah membunuh lebih dari 38.000 warga Palestina sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, menurut otoritas medis di Gaza. Serangan itu juga melukai lebih dari 80 ribu warga Palestina, dengan belasan ribu anak mengalami amputasi di bagian tubuhnya.

Para pejabat Israel mengatakan selama perang bahwa Hamas menggunakan terowongan di bawah perbatasan ke wilayah Sinai Mesir untuk menyelundupkan senjata. Mesir mengatakan pihaknya menghancurkan jaringan terowongan menuju Gaza beberapa tahun lalu dan menciptakan zona penyangga dan benteng perbatasan yang mencegah penyelundupan.

Serangan Israel ke wilayah Rafah di Gaza selatan pada awal Mei menyebabkan penutupan penyeberangan Rafah antara Mesir dan Gaza dan penurunan tajam jumlah bantuan internasional yang masuk ke wilayah Palestina. Mesir mengatakan mereka ingin pengiriman bantuan ke Gaza dilanjutkan, namun kehadiran warga Palestina harus dipulihkan di penyeberangan Rafah agar bisa dibuka kembali.

REUTERS

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus